Mengidentifikasi Common Depresiotypic Thingking Errors
Kali ini saya akan membahas tentang depresi. Yaps, mental disease yang satu ini akan menyerang siapa saja tanpa pandang bulu. Penyebabnya pun beragam, dari tekanan bertubi-tubi yg menerpa penderita, ketidak seimbangan hormon, cognitive distortion yg memperkuat depresi seseorang dan anomali pada sistem syaraf di otak.
Untuk depresi sendiri, terdapat menandakan bahwa sesorang sedang dalam kondisi depresi. Tapi jangan melakukan self diagnosis pada kasus mental illness, alasannya butuh sang mahir yg mampu mengerti tentang penyakit tersebut, jikalau salah diagnosis malah membuat si penderita semakin parah. Tapi, kita mampu mengetahui dari gejala awal depresi, jikalau di rasakan sudah mengalami hampir semua dari depresi ini lebih baik periksa kpd mahir psikis, psikolog, maupun psikiater.
1. Mindreading
Berpikir berdasarkan asumsi yang belum tentu valid. Alasan disebut Mindreading (membaca pikiran) alasannya seolah olah kita mampu membaca pikiran orang lain, padahal bukan begitu. Orang dengan depresi ini akan berasumsi bahwa orang lain berpikiran buruk tentang dirinya. Misal, berpikir bahwa orang lain menilai diri kita buruk, worthless dsb. Padahal belum tentu orang tersebut berpikir demikian
2. Catastrophizing
Meramalkan kejadian yang akan terjadi secara negatif, semacam memprediksi sesuatu tanpa data/bukti nyata/valid. Orang dengan depresi Catastrophizing merasa masa depannya begitu kelam, dan penuh dengan masalah. Misal, kalo saya telat masuk kuliah, absensi akan jelek, terus sama dosen entar dikasi nilai jelek, kalo nilainya buruk tahun depan ngulang matkul lagi, kalo ngulang lagi kapan saya lulusnya?, kalo gk lulus-lulus, saya gk mampu kerja, kalo gk kerja gk ada penghasilan terus miskin, kalo miskin gk ada yg mau, nge jomblo, dan pada akibatnya meninggal dalam kesendirian.
njirr, Serem amat yak :v
3. All-or-nothing
Ini yang paling sering dialami, kita berpikir bahwa satu kesalahan/pengalaman buruk artinya gagal total, alasannya nila setitik rusak susu sepabrik. Orang dengan depresi ini menilai sesuatu bukan mirip pada levelnya, melainkan semua atau tidak sama sekali. Misal, saya gagal di snmptn, yang berarti saya sudah gagal dalam hidup ini, payah dalam segala hal dan gk akan sukses seumur hidup.
4. Emotional Reasoning
Sejujurnya, terkadang saya juga berpikiran mirip ini, suka mikir berdasarkan respon emosi bukan bukti objektif. Orang dengan depresi ini biasanya menomorsatukan respon emosinya untuk menilai sesuatu, meyakini apapun berdasarkan perasaan. Misal, "saya merasa bersalah tadi ngomongnya gitu, sanksi apa saja saya terima." atau "duhh, ini mata kuliah apasihh, saya udh gk mampu ngerjainnya, saya pasti orang yang paling kolot dan gk mampu diandalkan." :(
5. Labeling
Apa kalian pernah menyebut diri kalian sendiri "bodoh", "payah", "jelek" atau yg lainnya? Orang dengan depresi ini praktis banget melaksanakan labeling atau menyebut dirinya sendiri paling hina, bahkan juga menanamkan lebel ini kedalam pikirannya tiap kali ada kejadian yang buruk. Misal, "kenapa saya kok kolot banget ya? saya kan harusnya belajar lebih giat lagi."
6. Mental Filtering
yang baik baik dilupakan, yang buruk selalu diingat. Orang dengan depresi ini melihat dunia lebih negatif dan tidak memperdulikan sisi positifnya. Misal, saya itu gk enakan, susah punya teman, pemalu, dsb, padahal mereka punya potensi lain, cerdas, tekun. apa alasannya terlalu merendah? :/
7. Over Generalization
mungkin kalian semua sudah pernah mendengar hal ini, atau bahkan sudah punya pikiran mirip ini, dari satu sampel tapi digeneralisir jadi seluruhnya. Orang dengan depresi ini menganggap suatu hal mewakili segala hal, tapi dari perspektif negatif. Misal, diselingkuhi pacar (cowok), kemudian mereka menganggap semua perjaka itu sama saja, tukang selingkuh, buaya darat dan jahat semua.
sedihh akutuhh... :(
8. Personalization
Merasa jikalau dirinya itu penyebab dari segala kekacauan ini dan jatuhnya akan jadi intropeksi diri, namun tidak baik kalo berlebihan dan kaku. Misal, orang tuaku bercerai, pasti penyebabnya aku. Pacarku menduakan pasti alasannya saya udah buruk dan gk seru lagi mirip dulu :(
9. Should Statement
Kalimat sederhana yang biasa ada kata "harusnya...", "mestinya..." Orang dengan depresi ini cenderung meyakini bahwa keharusan ini merupakan suatu kebutuhan dan hendaknya dicapai, namun ketika tidak tercapai maka akan timbul rasa kecewa yang amat sangat besar. Misal, "saya itu harusnya mampu masuk PTN, biar besok pas udah lulus mampu bekerja diperusahaan ternama"
10. Disqualifying The Positive
Depresi ini mirip dengan mental filtering, tapi jikalau ini bukan menyaring lagi, namun sudah ada ditahap mengabaikan. jikalau menyaring, kemungkinan masih ada pertimbangan kemudian dibandingkan. Orang dengan depresi ini sudah sulit untuk melihat sisi positif dari suatu kejadian. Misal, "gk tau aku, gk tau caranya, work ini gk ada solusinya, gk ada yang mampu bantu saya. (padahal pasti ada sahabat yang bersedia membantu)
Untuk kalian yang ingin mengetahui lebih banyak berita tentang psikologi mampu mengunjungi spider web ini https://www.psychologytoday.com
Untuk kalian yang ingin mengetahui lebih banyak berita tentang psikologi mampu mengunjungi spider web ini https://www.psychologytoday.com
Belum ada Komentar untuk "Mengidentifikasi Common Depresiotypic Thingking Errors"
Posting Komentar