Kultum Ramadhan Perihal Keutamaan Sholat Malam.

Selamat datang di weblog , pada kesempatan ini kami berbagi Kultum Ramadhan Tentang Keutamaan Sholat Malam.

Kultum ini sangat cocok sekali Digunakan pada bulan suci Ramadhan sebagai kajian Islam sebelum atau sesudah melaksanakan sholat tarawih dan sesudah sholat shubuh. 

Tujuannya yaitu sebagai refrensi kultum pada bulan suci Ramadhan yang sangat simpel dan uncomplicated bagi para santri dan santriwati.



Berikut contoh kultum Ramadhan versi yang berjudul, 
Keutamaan Sholat Malam
Berbicara perihal fadhillah shalat lail, terlebih dahulu kita berbicara perihal macam-macam shalat lail dan dasar – dasar perintah untuk itu. Shalat lail yaitu shalat sunat yang dilakukan diwaktu malam sesudah shalat Isya dan seterusnya pada perkiraan sepertiga, atau seperdua, atau sepertiga di lastly malam. Sesuai dengan firman Allah SWT. Dalam surah al-Muzammil (73): 20, berbunyi:

إِنَّ رَبَّكَ يَعْلَمُ أَنَّكَ تَقُومُ أَدْنَىٰ مِن ثُلُثَيِ اللَّيْلِ وَنِصْفَهُ وَثُلُثَهُ وَطَائِفَةٌ مِّنَ الَّذِينَ مَعَكَ ۚ وَاللَّهُ يُقَدِّرُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ ۚ عَلِمَ أَن لَّن تُحْصُوهُ فَتَابَ عَلَيْكُمْ ۖ فَاقْرَءُوا مَا تَيَسَّرَ مِنَ الْقُرْآنِ ۚ عَلِمَ أَن سَيَكُونُ مِنكُم مَّرْضَىٰ ۙ وَآخَرُونَ يَضْرِبُونَ فِي الْأَرْضِ يَبْتَغُونَ مِن فَضْلِ اللَّهِ ۙ وَآخَرُونَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ۖ فَاقْرَءُوا مَا تَيَسَّرَ مِنْهُ ۚ وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ وَأَقْرِضُوا اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا ۚ وَمَا تُقَدِّمُوا لِأَنفُسِكُم مِّنْ خَيْرٍ تَجِدُوهُ عِندَ اللَّهِ هُوَ خَيْرًا وَأَعْظَمَ أَجْرًا ۚ وَاسْتَغْفِرُوا اللَّهَ ۖ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ

Yang Artinya:

“Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bersama-sama kamu berdiri shalat (lail) kurang dari 2/3 malam atau ½ malam atau 1/3-nya”.

Waktu-waktu itu sanggup kita gunakan sesuai dengan kemampuan dan kesediaan kita. Ada yang bisa berjaga tidak tidur sampai waktu shalat itu. Ada yang tidur kemudian berdiri shalat pada pertengahannya ada pada sepertiga lastly malam. Shalat malam yang kita lakukan dalam bulan suci Ramadhan ini juga shalat malam yang diberi nama shalat tarwih yang diakhiri dengan shalat witir sebagai penutup shalat malam (lail).

Pada ayat yang lain Allah berfirman dalam surat al-Sajadah (32):16, berbunyi:

تَتَجَافَىٰ جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ خَوْفًا وَطَمَعًا وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنفِقُونَ

Yang Artinya:

“Mereka itu meninggalkan tempat tidurnya – mereka tidak tidur karena menunggu waktu untuk melaksanakan shalat lail, sedang mereka menyerah kepada Tuhannya dengan perasaan takut dan penuh harapan. Dan mereka menafkahkan sebagian dari rezki yang kami berikan kepadanya”.

Dalam ayat lain surah al-Furqan (25):64, berbunyi:

وَالَّذِينَ يَبِيتُونَ لِرَبِّهِمْ سُجَّدًا وَقِيَامًا

Yang Artinya:

“Hamba-hamba yang berbakti itu diwaktu malamnya suka sekali menyembah Tuhannya dengan bersujud dan berdiri”.

Dalam keheningan malam mereka merasakan nikmat dan syahdunya menghadapkan diri bermunajat kepada Tuhan Rabbul Alamin.

Dalam surah adz-Dzariyat (51): 17, 18, 19, berbunyi:

كَانُوا قَلِيلًا مِّنَ اللَّيْلِ مَا يَهْجَعُونَ

وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ

وَفِي أَمْوَالِهِمْ حَقٌّ لِّلسَّائِلِ وَالْمَحْرُومِ

Yang Artinya:

“Orang-orang yang bertaqwa itu sedikit sekali tidurnya diwaktu malam. Diwaktu menjelang fajar pagi (sahur), mereka itu berdoa memohonkan pengampunan dan dari sebahagian hartanya diberikan kepada orang yang meminta dan yang kekurangan”.

Maksid ayat bahwa selain mereka taat mendirikan shalat (lail) diwaktu malam ia juga mengeluarkan sebahagian hartanya kepada yang berhak (mustahak).

Bermacam-macam pengalaman dan kisah terhadap jago shalat (lail). Nabi Muhammad SAW. Berdiri shalat tiap malam dengan bacaan-bacaan surah terpanjang, sehingga kaki ia membengkak. Beliau ditegur oleh sahabat dan Saidah Aisyah sendiri, berkata: wahai Rasul bukankah engkau telah mendapatkan pengampunan segala dosamu dan orang yang dikasihani dan pasti jago surga, kenapa engkau tidak mengetahui bahwa dengan shalatku yang ibarat ini yaitu saya menyatakan kesyukuranku pada nikmat-nikmat Allah yang telah dikaruniakannya kepadaku. Para sahabat mengikuti amalan-amalan Rasul tersebut. Bukankah Tuhan Allah SWT. Telah menyatakan dalam firmannya pada surah Ibrahim (14):7, berbunyi:

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

Yang Artinya:

“Jika engkau mensyukuri nikmat pemberianku maka akan kutambah nikmat itu namun bila kamu mengingkari; maka siksaku amat pedih.

Ali Bin Biker berkata:

“selama forty tahun tidak ada satupun yang menyusahkan hatiku selain menyingsingnya fajar diwaktu pagi”. Fudail bin Iyyad berkata: “Jikalau matahari sudah terbenam, maka saya pun bergembira karena sanggup berhalwat dengan Tuhanku. Tetapi apabila matahari terbit, maka sedihlah hatiku karena saya akan berhadapan dengan orang banyak”.

Abu Sulaiman berkata:

“Ahli berdiri malam diwaktu malamnya sanggup merasakan kelezatan beribadah lebih dari semua kelezatan hidangan pesta disiang hari; andaikata tidak ada malam, maka rasanya saya tidak ingin menetap didunia ini”.

Sebahagian ulama mengatakan:

“di dunia ini tidak ada satu waktupun yang ibarat kenikmatan jago surga, melainkan apa yang dirasakan oleh jago yang mencintai waktu malam karena sanggup mengenyampingkan manisnya bermunajat dengan Tuhannya.”

Demikian kisah yang termuat dalam kitab “Mauzatul Mukminin”, ikhtisar Ihya Ulumuddin karangan Iman Al – Ghazali.

Mengenai Fadhilah atau keutamaan shalat Lail: rasul SAW bersabda dalam hadisnya yang diriwayatkan oleh Muslim dari bubuk hurairah yang berbunyi:

“Semulia-mulia shalat sesudah lima waktu yakni Shalat lail”.

Hadis yang diriwayatkan oleh Adam bin Abu Iyas, Nabi Bersabda:

“Dua rakaat yang dilakukan oleh seorang hamba di tengah malam itu yaitu lebih baik baginya dari dunia ini serta lainnya”.

Selanjutnya Nabi Bersabda:

“Sesungguhnya dari sebahagian waktu malam itu ada suatu saat yang tiada menyamai kebaikannya bagi seorang muslim untuk memohonkan dikabulkannya, demikian itu ada pada setiap malam”. (HR. Muslim).

Didalam hadis lainnya dinyatakan:

“Hendaklah kamu sekalian menetapi shalat malam, karena yang demikian itu yaitu prilaku orang-orang yang shaleh sebelumnya”. (HR. Muslim).

Shalat malam yang khusus dinamai dengan shalat Tahajjud, Allah SWT Berfirman dalam surah Bani Israil (17): 79, berbunyi:

“Dan pada sebagian malam dirikanlah shalat Tahajjud sebagai suatu ibadah pemanis bagimu; mudah-mudahan Allah mengangkat kamu ke tempat yang terpuji”.

Dan surah al-Muzzammil (73): 6, berbunyi:

إِنَّ نَاشِئَةَ اللَّيْلِ هِيَ أَشَدُّ وَطْئًا وَأَقْوَمُ قِيلًا

Yang Artinya:

“Sesungguhnya berdiri diwaktu malam yaitu lebih tepat, (untuk khusyuk dan bacaan itu lebih berkesan)”.

Maksud ayat bahwa di malam hari ibadah-ibadah yang dilakukan sanggup lebih khusyuk dan bacaan ayat-ayat lebih mantap dibanding dengan siang hari.

Dalam Hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah:

“Pada waktu 1/3 malam Allah SWT berfirman: Siapakah dari hambaku berdoa pada malam ini; maka akan kukabulkan permohonannya, siapa yang meminta sesuatu akan kuberikan permintaannya, siapa yang memohon ampun akan kuampuni dia”.

Pernah Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW yang perlu diikuti oleh ummatnya yang dalam al-Qur’an Surah Al-Muzzammil (73): 1-5, berbunyi:

يَا أَيُّهَا الْمُزَّمِّلُ

قُمِ اللَّيْلَ إِلَّا قَلِيلًا

نِّصْفَهُ أَوِ انقُصْ مِنْهُ قَلِيلًا

أَوْ زِدْ عَلَيْهِ وَرَتِّلِ الْقُرْآنَ تَرْتِيلًا

إِنَّا سَنُلْقِي عَلَيْكَ قَوْلًا ثَقِيلًا

Yang artinya:

“Hai orang-orang yang berselimut (Muhammad), bangunlah untuk sembahyang di malam hari seperdua malam atau sepertiganya… atau kurang dari itu dan bacalah Alquran itu dengan perlahan-lahan, Sesungguhnya kami akan menurunkan kepadamu perkataan yang berat”.

Maksud ayat bahwa Allah SWT akan menurunkan wahyunya yang penuh dengan perintah yang dipatuhi dan larangan-larangan yang harus di tinggalkan.

Fadhilah shalat Lail sangat luar biasa apalagi yang bertepatan dengan lailatul Jum’at. Dan pada tiap malam ada shalat lail khusus sesuai dengan penjelasan kitab Zinatul Asrar dan menganjurkan kepada kita semoga dalam permohonan kita tersebut diadaptasi dengan perintah Allah SWT:

“Jadikanlah shalat dan sabar sebagai penolongmu”.

Kita shalat disertai kesabaran dalam bermohon kehadirat Allah SWT. Demikian, Wa Allah a’lam bi al-shawab.

Belum ada Komentar untuk "Kultum Ramadhan Perihal Keutamaan Sholat Malam."

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel