Kultum Ramadhan Wacana Keluarga Sakinah.

Selamat tiba di weblog , pada kesempatan ini kami berbagi Kultum Ramadhan Tentang Keluarga Sakinah.

Kultum ini sangat cocok sekali Digunakan pada bulan suci Ramadhan sebagai kajian Islam sebelum atau sehabis melakukan sholat tarawih dan sehabis sholat shubuh. 

Tujuannya yaitu sebagai refrensi kultum pada bulan suci Ramadhan yang sangat gampang dan unproblematic bagi para santri dan santriwati.



Berikut rujukan kultum Ramadhan versi yang berjudul,
Keluarga Sakinah
Keluarga sakinah terdiri dari ii kata, keluarga dan sakinah. Keluarga berarti unit of measurement terkecil terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Sakinah terambil dari kata sakana yang berarti diam/tetapnya suatu sehabis bergejolak. Pernikah dinamakan sakinah karena ketenangan yang dinamis dan aktif.

Tujuan pernikahan dalam Islam, selain menjalankan syariat dan sunnah Rasul. Adalah untuk mencapai sakinah, yakni ketenangan lahir dan bathin, kedamaian jiwa, ketentrraman dan kesejahteraan, yang dalam bahasa Nabi tercetus dalam ungkapan Baiti jannati atau rumah tanggaku yakni surgaku. Tetapi jalan menuju kondisi ideal itu tidak selamanya mulus lakasana berlayar di lautan lepas. Tidak hanya riak gelombang, tetapi sering menemui tornado mengguncang, ombak menghempas, angin puting-beliung menerpa, dukapun melanda.

Lukman al-Hakim pernah berpesan, kehidupan dunia ini laksana lautan luas dan dalam, di mana insan berlayar di dalamnya. Karena itu jadikanlah taqwa sebagai perahumu. Allah berfirman dalam QS Al-Baqarah 2:197:

ŁˆَŲŖَŲ²َŁˆَّŲÆُŁˆŲ§ ŁَŲ„ِŁ†َّ Ų®َŁŠْŲ±َ Ų§Ł„Ų²َّŲ§ŲÆِ Ų§Ł„ŲŖَّŁ‚ْŁˆَ

Yang artinya:

Berbekallah kamu, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal yakni taqwa.

Karena itu untu menuju keluarga sakinah, maka diharapkan pasangan suami istri yang takwa. Indikator-indikator takwa bagi suami dan istri yakni sebagai berikut: suami yang taat yakni sumai yang memandang istri dan memperlakukannya sebagai amanah dari Allah, tidak menganggapnya sebagai barang komoditi yang memperlakukannya seenaknya. Dalam celakhutbah wa’da rasul SAW bersabda: wahai manusia, takutlah kepada Allah dalam urusan perempuan sesungguhnya kau telah mengambil mereka sebagai istri karena amanah Allah. Sesungguhnya kau punya hak atas istri kamu, dan istri punya hak atas kamu. Ketahuilah saya wasiatkan kepada kalian untuk berbuat baik kepada istri kalian. Mereka yakni penolong kalian. Suami yang tidak mendzalimi. Nabi bersabda: Ada dua dosa disegerakan Allah siksanya didunia (tidak ditangguhkan dikaherat), yakni dosa berbuat aniaya dan dosa kepada orang tua.

Suami yang memuliakan istri dan inilah standar seorang pria yang baik. Didalam riwayat dinyatakan bahwa: sebaik-baik kau yakni yang terbaik bagi keluarganya dan saya yakni yang terbaik diantara kau terhdap keluargaku. Orang yang memuliakan kaum perempuan (istri membuktikan orang yang hina. (HR. Abu Syakir dari Ali).

Sedangkan indikator istri takwa yakni istri yang selalu tunduk dan patuh pada suami, selama tidak bertentangan dengan norma-norma agama. Suami yakni qawwamun pada istri, yakni pemimpin, pengayom, penyangga, dan kawasan bersandar. Nabi SAW pernah bersabda: Seandainya saya diperbolehkan untuk memerintahkan seseorang sujud kepada orang lain, niscaya saya perintahkan istri sujud kepada suaminya karena besarnya hak suami yang diberikan Allah atas mereka.(H.R. al-Turmudzi dari Abu Hurairah).

Istri yang selalu berusaha menciptakan rumah tangga menjadi surga. Nabi SAW bersabda: Maukah kau kuberitakan dengan suatu kebaikan yang tersimpan pada seorang istri, yakni istri yang saleh, apabila kau memandangnya ia akan membahagianmu, apabila kau memerintahkannya, ia menaatimu, dan apabila kau tidak ada disampingnya, ia bisa memelihara kehormatan dan menjaga hartamu. (H.R. Abu Dawud dari Umar r.a).

Hidup Bersuami Istri Dasar Pembinaan Keluarga Sakinah

Mendambakan pasangan merupakan fitrah sebelum dewasa, dan mendorong yang sulit dibendung sehabis dewasa. Oleh Karena itu, agama mensyariatkan dijalinnya peretemuan pria dan wanita, dan kemudian mengarahkan pertemuan itu sehingga terlaksananya pernikahan, dan beralihlah kerisauan pria dan perempuan menjadi ketentraman atau sakinah. QS Al-Rum 30:21;

ŁˆَŁ…ِŁ†ْ Ų¢ŁŠَŲ§ŲŖِŁ‡ِ Ų£َŁ†ْ Ų®َŁ„َŁ‚َ Ł„َŁƒُŁ… Ł…ِّŁ†ْ Ų£َŁ†ŁُŲ³ِŁƒُŁ…ْ Ų£َŲ²ْŁˆَŲ§Ų¬ًŲ§ Ł„ِّŲŖَŲ³ْŁƒُŁ†ُŁˆŲ§ Ų„ِŁ„َŁŠْŁ‡َŲ§ ŁˆَŲ¬َŲ¹َŁ„َ ŲØَŁŠْŁ†َŁƒُŁ… Ł…َّŁˆَŲÆَّŲ©ً ŁˆَŲ±َŲ­ْŁ…َŲ©ً ۚ Ų„ِŁ†َّ ŁِŁŠ Ų°َٰŁ„ِŁƒَ Ł„َŲ¢ŁŠَŲ§ŲŖٍ Ł„ِّŁ‚َŁˆْŁ…ٍ ŁŠَŲŖَŁَŁƒَّŲ±ُŁˆŁ†َ

Yang Artinya:

Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya yaitu dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kau cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.

Dalam pandangan agama, hidup berumah tangga merupakan fitrah hidup manusia. Oleh karena itu hidup berumah tangga dinilai sebagai ibadah. Didalam suatu riwayat dinyatakan bahwa: separuh urusan agama sudah tercakup dalam kehidupan rumah tangga, separuh selebihnya ada dalam bidang-bidang di luar rumah tangga.

Dalam rumah tangga, suami isteri akan terpenuhi kebutuhan biologisnya secara terhormat dan sanggup membangun mahligai atau istana di dalam jiwanya. Namun, dalam rumah tangga pun, selain ditemukan keindahan, juga dijumpai penderitaan, perjuangan, kesetiaan, impian dan kesinambungan generasi. Di dalam hidup rumah tangga akan terbangun dan teruji bakat-bakat keibuan, kebapaan, solidaritas, kepemimpinan, kelembutan, ketegasan dan sebagainya.

Untuk membangun dan membina rumah tangga yang sakinah, maka bangunan itu harus direkat oleh tali-temali rohani pernikahan, yaitu cinta, mawaddah, rahmah, dan amanah Allah, sehingga jikalau cinta pupus dan mawaddah putus, masih ada rahmat, dan kalaupun ini tidak tersisa, masih ada amanah Allah.

Selama pasangan itu beragama, amanahnya terpelihara karena alquran memerintahkan dalam QS An-Nisa 4:19:

ŁŠَŲ§ Ų£َŁŠُّŁ‡َŲ§ Ų§Ł„َّŲ°ِŁŠŁ†َ Ų¢Ł…َŁ†ُŁˆŲ§ Ł„َŲ§ ŁŠَŲ­ِŁ„ُّ Ł„َŁƒُŁ…ْ Ų£َŁ† ŲŖَŲ±ِŲ«ُŁˆŲ§ Ų§Ł„Ł†ِّŲ³َŲ§Ų”َ ŁƒَŲ±ْŁ‡ًŲ§ ۖ ŁˆَŁ„َŲ§ ŲŖَŲ¹ْŲ¶ُŁ„ُŁˆŁ‡ُŁ†َّ Ł„ِŲŖَŲ°ْŁ‡َŲØُŁˆŲ§ ŲØِŲØَŲ¹ْŲ¶ِ Ł…َŲ§ Ų¢ŲŖَŁŠْŲŖُŁ…ُŁˆŁ‡ُŁ†َّ Ų„ِŁ„َّŲ§ Ų£َŁ† ŁŠَŲ£ْŲŖِŁŠŁ†َ ŲØِŁَŲ§Ų­ِŲ“َŲ©ٍ Ł…ُّŲØَŁŠِّŁ†َŲ©ٍ ۚ ŁˆَŲ¹َŲ§Ų“ِŲ±ُŁˆŁ‡ُŁ†َّ ŲØِŲ§Ł„ْŁ…َŲ¹ْŲ±ُŁˆŁِ ۚ ŁَŲ„ِŁ† ŁƒَŲ±ِŁ‡ْŲŖُŁ…ُŁˆŁ‡ُŁ†َّ ŁَŲ¹َŲ³َŁ‰ٰ Ų£َŁ† ŲŖَŁƒْŲ±َŁ‡ُŁˆŲ§ Ų“َŁŠْŲ¦ًŲ§ ŁˆَŁŠَŲ¬ْŲ¹َŁ„َ Ų§Ł„Ł„َّŁ‡ُ ŁِŁŠŁ‡ِ Ų®َŁŠْŲ±ًŲ§ ŁƒَŲ«ِŁŠŲ±ًŲ§

Yang artinya:

Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kau mempusakai perempuan dengan jalan paksa dan janganlah kau menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kau berikan kepadanya, terkecuali bila mereka melakukan pekerjaan keji yang nyata. Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian bila kau tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kau tidak menyukai sesuatu, padahal Allah mengakibatkan padanya kebaikan yang banyak.

Cinta berarti menyerahkan seluruh diri kepada yang dicintai, memeluk kepatuhan padanya, sehingga merasa tidak mau kehilangan. Mawaddah berarti kelapangan dan kekosongan yakni kelapangan dada dan kekosongan jiwa dari kehendak buruk.

Mawaddah yakni cinta plus, seseorang yang mencintai sesekali hatinya kesal sehingga cintanya pudar, bahkan putus tetapi yang bersemai dalam hati mawaddah tidak lagi akan memutuskan hubungan, menyerupai yang biasa terjadi pada orang yang bercinta, ini disebabkan oleh hatinya begitu lapang dan kosong dari keburukan sehingga pintu-pintunya pun tertutup untuk dihinggapi keburukan lahir dan bathin (yang mungkin tiba dari pasangannya).

Rahmah yakni kondisi psikologis yang muncul didalam hati tamat menyaksikan ketidakberdayaan, sehingga mendorong yang bersangkutan untuk memberdayakannya. Karena itu, dalam kehidupan berumah tangga, masing-masing suami dan istri akan bersungguh-sungguh, bahkan bersusah payah demi mendatangi kebaikan bagi pasangannya serta menolak segala yang mengganggu dan mengeruhkannya.

Setiap orang memiliki kelemahan dan kekuatan. Karena itu suami dan istri harus salingmelengkapi, istri-istri kau (pada suami) yakni pakaian kamu, dan kau yakni pakaian untuk mereka. QS Al-Baqarah 2:187:

Ų£ُŲ­ِŁ„َّ Ł„َŁƒُŁ…ْ Ł„َŁŠْŁ„َŲ©َ Ų§Ł„ŲµِّŁŠَŲ§Ł…ِ Ų§Ł„Ų±َّŁَŲ«ُ Ų„ِŁ„َŁ‰ٰ Ł†ِŲ³َŲ§Ų¦ِŁƒُŁ…ْ ۚ Ł‡ُŁ†َّ Ł„ِŲØَŲ§Ų³ٌ Ł„َّŁƒُŁ…ْ ŁˆَŲ£َŁ†ŲŖُŁ…ْ Ł„ِŲØَŲ§Ų³ٌ Ł„َّŁ‡ُŁ†َّ ۗ Ų¹َŁ„ِŁ…َ Ų§Ł„Ł„َّŁ‡ُ Ų£َŁ†َّŁƒُŁ…ْ ŁƒُŁ†ŲŖُŁ…ْ ŲŖَŲ®ْŲŖَŲ§Ł†ُŁˆŁ†َ Ų£َŁ†ŁُŲ³َŁƒُŁ…ْ ŁَŲŖَŲ§ŲØَ Ų¹َŁ„َŁŠْŁƒُŁ…ْ ŁˆَŲ¹َŁَŲ§ Ų¹َŁ†ŁƒُŁ…ْ ۖ ŁَŲ§Ł„ْŲ¢Ł†َ ŲØَŲ§Ų“ِŲ±ُŁˆŁ‡ُŁ†َّ ŁˆَŲ§ŲØْŲŖَŲŗُŁˆŲ§ Ł…َŲ§ ŁƒَŲŖَŲØَ Ų§Ł„Ł„َّŁ‡ُ Ł„َŁƒُŁ…ْ ۚ ŁˆَŁƒُŁ„ُŁˆŲ§ ŁˆَŲ§Ų“ْŲ±َŲØُŁˆŲ§ Ų­َŲŖَّŁ‰ٰ ŁŠَŲŖَŲØَŁŠَّŁ†َ Ł„َŁƒُŁ…ُ Ų§Ł„ْŲ®َŁŠْŲ·ُ Ų§Ł„ْŲ£َŲØْŁŠَŲ¶ُ Ł…ِŁ†َ Ų§Ł„ْŲ®َŁŠْŲ·ِ Ų§Ł„ْŲ£َŲ³ْŁˆَŲÆِ Ł…ِŁ†َ Ų§Ł„ْŁَŲ¬ْŲ±ِ ۖ Ų«ُŁ…َّ Ų£َŲŖِŁ…ُّŁˆŲ§ Ų§Ł„ŲµِّŁŠَŲ§Ł…َ Ų„ِŁ„َŁ‰ Ų§Ł„Ł„َّŁŠْŁ„ِ ۚ ŁˆَŁ„َŲ§ ŲŖُŲØَŲ§Ų“ِŲ±ُŁˆŁ‡ُŁ†َّ ŁˆَŲ£َŁ†ŲŖُŁ…ْ Ų¹َŲ§ŁƒِŁُŁˆŁ†َ ŁِŁŠ Ų§Ł„ْŁ…َŲ³َŲ§Ų¬ِŲÆِ ۗ ŲŖِŁ„ْŁƒَ Ų­ُŲÆُŁˆŲÆُ Ų§Ł„Ł„َّŁ‡ِ ŁَŁ„َŲ§ ŲŖَŁ‚ْŲ±َŲØُŁˆŁ‡َŲ§ ۗ ŁƒَŲ°َٰŁ„ِŁƒَ ŁŠُŲØَŁŠِّŁ†ُ Ų§Ł„Ł„َّŁ‡ُ Ų¢ŁŠَŲ§ŲŖِŁ‡ِ Ł„ِŁ„Ł†َّŲ§Ų³ِ Ł„َŲ¹َŁ„َّŁ‡ُŁ…ْ ŁŠَŲŖَّŁ‚ُŁˆŁ†َ

Yang Artinya:

Dihalalkan bagi kau pada malam hari Ramadan bercampur dengan isteri-isteri kamu; mereka yakni pakaian bagimu, dan kamupun yakni pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwasanya kau tidak sanggup menahan nafsumu, karena itu Allah mengampuni kau dan memberi maaf kepadamu. Maka sekarang campurilah mereka dan ikutilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu, dan makan minumlah sampai jelas bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi) janganlah kau campuri mereka itu, sedang kau beri’tikaf dalam mesjid. Itulah larangan Allah, maka janganlah kau mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertakwa.

Suami istri saling membutuhkan sebagaimana kebutuhan insan pada pakaian yang harus berfungsi membungkus atau menutup kekurangan pasangan.

Pernikahan yakni amanah, nabi SAW bersabda: kalian mendapat istri berdasar amanah Allah. Amanah yakni sesuatu yang diserahkan kepadfa pihak lain disertai dengan rasa aman dari pemberinya karena kepercayaannya bahwa apa yang diamanatkan itu, akan terpelihara dengan baik, serta keberadaan-Nya amat diharapkan suami, suamipun amanah di pangkuan istri. Pernikahan merupakan mitsaqan galiza (perjanjian yang amat kokoh). QS An Nisa 4:21:

ŁˆَŁƒَŁŠْŁَ ŲŖَŲ£ْŲ®ُŲ°ُŁˆŁ†َŁ‡ُ ŁˆَŁ‚َŲÆْ Ų£َŁْŲ¶َŁ‰ٰ ŲØَŲ¹ْŲ¶ُŁƒُŁ…ْ Ų„ِŁ„َŁ‰ٰ ŲØَŲ¹ْŲ¶ٍ ŁˆَŲ£َŲ®َŲ°ْŁ†َ Ł…ِŁ†ŁƒُŁ… Ł…ِّŁŠŲ«َŲ§Ł‚ًŲ§ ŲŗَŁ„ِŁŠŲøً

Yang artinya:

Bagaimana kau akan mengambilnya kembali, padahal sebagian kau telah bergaul (bercampur) dengan yang lain sebagai suami-isteri. Dan mereka (isteri-isterimu) telah mengambil dari kau perjanjian yang kuat.

Aspek aspek Keluarga Sakinah

Untik membina keluarga sakinah sebagai tujuan pernikahan menyerupai diisyaratkan dalam QS Ar-Rum 30:21, maka harus terpenuhi aspek-aspek sebagai berikut: Hubungan keluarga yang demokratis, pembagian tanggung jawab secara adil, adanya pengambilan keputusan yang transparan dan adil, bebas dari sub ordinasi, bebas dari eksploitasi, bebas dari kekerasan fisik dan psikologis; terjaminnya kesejahteraan fisik, psikologi, spiritual dan terjaminnya aktualisasi diri sebagai anggota keluarga.

Sementara untuk memenuhi aspek-aspek diatas, maka suami dan istri harus mengetahui dan memahami kewajiban dan hak masing-masing, yakni:

Kewajiban suami istri: saling menghargai, menghormati, dan mempercayai dan berlaku jujur satu dengan yang lain; saling setia dan memegang teguh tujuan pernikahan; berlaku sopan santung dan menghormati keluarga masing-masing; menjaga kehormatan dirinya dan berlaku jujur terhadap diri sendiri dan pasangannya, dan setiap persengketaan harus dihadapi dengan makruf dan harus mendapat penyelesaian.

Hak suami istri: halal bergaul dan masing-masing sanggup bersenang – senang satu dengan yang lain; terjadinya kekerabatan mahram semenda, yaitu istri menjadi mahram ayah suami dan seterusnya keatas, dan suami menjadi mahram ibu istri dan seterusnya ke atas; terjadinya kekerabatan waris-mewarisi antara suami dan istri. Istri berhak mewarisi atas peninggalan suami dan suami mewarisi peninggalan istri; dan anak yang lahir menjadi anak berdua. Allah SWT mengajarkan doa dalam suami istri dalam QS Al-Furqan 25:74:

ŁˆَŲ§Ł„َّŲ°ِŁŠŁ†َ ŁŠَŁ‚ُŁˆŁ„ُŁˆŁ†َ Ų±َŲØَّŁ†َŲ§ Ł‡َŲØْ Ł„َŁ†َŲ§ Ł…ِŁ†ْ Ų£َŲ²ْŁˆَŲ§Ų¬ِŁ†َŲ§ ŁˆَŲ°ُŲ±ِّŁŠَّŲ§ŲŖِŁ†َŲ§ Ł‚ُŲ±َّŲ©َ Ų£َŲ¹ْŁŠُŁ†ٍ ŁˆَŲ§Ų¬ْŲ¹َŁ„ْŁ†َŲ§ Ł„ِŁ„ْŁ…ُŲŖَّŁ‚ِŁŠŁ†َ Ų„ِŁ…َŲ§Ł…ًŲ§

Yang Artinya:

Dan orang orang yang berkata: “Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.

Disamping itu, aspek-aspek tersebut hanya sanggup dicapai apabila ada keseimbangan atau kufu dalam agama dan akhlak serta ditunjang dengan keseimbangan pendidikan, keturunan, kekayaan dan sebagainya. Sehingga antara suami dan istri serta anggota keluarga yang lain ada sikap saling menghormati dan menghargai, saling mendukung secara sportif dan melimpahkan kasih sayang antara anggota keluarganya.

Agama dan akhlak al-Karimah menjadi syarat utama pasangan pembina keluarga sakinah karena syarat inilah yang betul-betul akan menjadi sumber ketenangan keluarga. Pasangan suami istri yang taat beragama dan memiliki akhlak karimah akan sanggup menghayati aspek-aspek yang diharapkan dalam membina keluarga sakinah dan sanggup mendudukkan dirinya sebagai hamba Allah yang baik dalam kehidupan modern sekarang ini.

Di dalam keluarga sakinah, setiap anggotanya berhak mendapat suasana tentram, damai, aman, bahagia, dan sejahtera lahir, bathin dan sosial. Disamping itu suasana keluarga sakinah memperlihatkan kemungkinan kepada setiap anggotanya untuk sanggup mengembangkan kemampuan dasar potensi sebagai hamba Allah dan khalifah Allah di bumi. Kedua potensi itu berubah menjadi menjadi kesadaran langsung terhadap tanggung jawab untuk menciftakan kesejahteraan bagi diri, keluarga, masyarakat, dan Negara serta lingkungan alamnya. 

Demikian, semoga bermanfaat.

Belum ada Komentar untuk "Kultum Ramadhan Wacana Keluarga Sakinah."

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel