Kultum Ramadhan Wacana Menjadi Pemimpin Yang Qur'ani.
Selamat datang di weblog , pada kesempatan ini kami berbagi Kultum Ramadhan Tentang Menjadi Pemimpin Yang Qur'ani.
Kultum ini sangat cocok sekali Digunakan pada bulan suci Ramadhan sebagai kajian Islam sebelum atau sesudah melakukan sholat tarawih dan sesudah sholat shubuh.
Tujuannya yaitu sebagai refrensi kultum pada bulan suci Ramadhan yang sangat gampang dan elementary bagi para santri dan santriwati.
Berikut pola kultum Ramadhan versi yang berjudul,
Menjadi Pemimpin Yang Qur'ani
Menjadi Pemimpin Yang Qur'ani
Assalamu’alikum warohmatullah wabarokatuh.
Hadirin semua yang dirahmati Allah
Segala puji bagi Allah, yang telah memperlihatkan segala nikmatnya terus menerus, siang dan malam tanpa perhitungan, yang maha terjaga, yang tidak pernah mengantuk dan tidak tidur, yang maha hidup abadi dan maha memelihara semua makhluk-Nya.
Pemberian-Nya tidak terhitung dan terkira, tak ada ungkapan syukur yang terucap dari Lisan sang hamba yang lemah ini melainkan ucapan Al-Hamdulillahi robbil ‘alamin..
Sholawat dan salam senantiasa ter-curahkan kepada Nabi kita, Pujaan hati kita, kekasih hati ribuan juta muslim di dunia, Muhammad bin Abdillah yang berbudi luhur dan mulia nasabnya dengan semulia-mulia ucapan dan do’a baginya................ Allahumma sholli wasallim wabarik alaih wa’ala ‘alaih.
Hadirin yang dirahmati Allah.
Manusia terlahir didunia ini dalam keadaan fitroh, ruh-jiwa yang suci, dan saat sudah mencapai usia balig diamanahi Allah sebagai pemipin untuk dirinya sendiri sebab pada waktu itu sudah terbebani hukum agama secara penuh yang sebelumnya dibebankan pada orang tuanya.
Dari itu pada hakekatnya semua manusia yang hidup didunia ini yaitu seorang pemimpin, minimal memimpin dirinya sendiri, memenejemen hatinya karana salah satu peran seorang pemimpin yaitu “memenejemen”.
Pemimpin nafs (jiawa), pemimpin Qolb (hati) itu mengendalikan dan menunggangi hawa nafsu supaya pemimpin mengusai hawa nafsu, bukan hawa nafsu yang menguasai pemimpin atau pemimpin yang ditunggangi hawa nafsu.
Itulah ihwal memipin diri/ nafs yang merupakan pijakan awal yang harus dilalui sebagai seorang pemimpin yaitu dapat memimpin dirinya sendiri menuju kesepurnaan jiwanya.
Setiap manusia yaitu pemimpin dan diakhirat nanti harus mempertanggung jawabkan kepemimpinannya dihadapan Allah SWT. Setelah pertanggungan jawab dihadapan diri atau manusia saat didunia.
Pemimpin yang Qur’ani yaitu seorang pemimpin yang mengedepankan nilai-nilai Agung Al-Qur’an dalam setiap sikap, tindakan maupun kebijakannya.
Seorang pemimpin yang Qur’ani tidak harus melantunkan atau mengucapkan al-Qur’an yang telah dipahaminya dihadapan orang banyak, tetapi terpancar dari semua pemikiran, sikap dan kebijakannya yang selalu dilandaskan pada al-Qur’an' sabagai sebuah bentuk keteladanan.
Menjadikan al-Qur’an sebagai landasan pastilah juga mengikuti rasulullah sebagai sang peserta wahyu, dapat anda cermati bahwa al-Qur’an sendiri memerintahkan untuk ta’at kepada pedoman sang Rasul (Nabi Muhammad). Pemimpin dengan pengertian diatas mampu dikatakan sebagai pemimpin yang shalih yaitu pemimpin yang bertaqwa kepada Allah SWT.
Seorang pemimpin yang Qur’ani harus memiliki kreteria yang telah disifatkan pada Nabi Muhammad sebab Nabi Muhammad yaitu teladan pemimpin umat sepanjang zaman, yaitu sifat sidiq, amanah, tablig dan fatonah.
Hadirin Yang Berbahagia Mari Kita Uraikan Satu Persatu.
1. Sidiq
Sidiq maknanya menjunjung tinggi kebenaran.
Seorang pemimpin wajib mentaati kebenaran hingga kapapun dan dimanapun, lepas dari sifat ini berarti sudah keluar dari kreteria pemimpin yang Qur’ani.
Sifat ini ratusan tahun yang kemudian telah dicontohkan oleh rasulullah dan para sahabat. Lantas bagaimanakah melihat diri kita, para pemimpin-pemimpin kita Republic of Indonesia tercinta ini, sudahkah memiliki sifat sidiq ini ?
Mengingat sidiq itu artinya Benar Jadi seorang pemimpin pantang untuk berbuat dusta, apapun bentuknya bagaimanapun caranya berdusta atau berkata tidak benar bagi pemimpin qur'ani yang memiliki sifat sidiq ini harus dihidari. Seorang pemimpin berdusta berarti berdusta atas orang banyak, jadi pemimpin berdusta itu dosanya lebih besar dibanding pendusta biasa.
Hadirin... jikalau ada pemimpin yang korupsi berarti dia = ............. Pendusta.
Pantaskah seorang pemimpin berdusta ??
Pemimpin qur'ani harus selalu berbuat dan berkata jujur apa adanya, tidak dibuat buat atau direkayasa. Pemimpin qur'ani harus berkata benar walaupun kadangkala banyak orang yang tidak suka.
katakanlah yang benar itu benar walaupun pahit rasanya, atau kadangkala diam itu lebih baik daripada bicara bagi seorang pemimpin jikalau ia tak dapat berkata yang baik dan benar.
hendaknya mirip seorang pemimpin memperhatikan sabda rosulullah saw. Sebagai berikut: "sesungguhnya orang yang jujur dan membiasakan diri berlaku jujur maka dicatat di sisi allah sebagai orang yang sangat jujur".
2. Amanah
Amanah artinya mampu dipercaya. jadi maknanya pemimpin yang memiliki sifat amanah perkataan dan perbuatannya itu selalu mampu dipercaya.
Hadirin yang berbahagia, hakikat amanah itu gotong royong yaitu titipan yang telah dipercayakan kepadamu, yang mana titipan tersebut suatu saat akan di ambil oleh yang telah menitipkan nya serta akan ditanya dan dimintai pertanggungjawaban atas hal yang dititipkan nya itu.
semua yang ada pada diri kita yaitu amanah mata kita, hidung kita, verbal kita, kaki kita, tubuh kita semua yaitu amanah, masing masing akan dimintai pertanggungjawaban oleh pemberi amanah yaitu Allah SWT.
demikian pula seorang pemimpin, kepemimpinan yaitu amanah yang sangat besar, sebab harus dipertanggungjawabkan dihadapan orang banyak dan kelak diakhirat juga harus mempertanggungjawabkan dihadapan Allah SWT.
Pemimpin yang amanah pada dirinya akan muncu sifat disiplin dan tanggung jawab, tanggung jawab terhadap amanah yang telah di bebankan kepadanya. Pemimpin yang amanah tidak suka ingkar janji atau berbohong, sebab ia takut kepada Allah, takut atas siksa neraka kelak di akhirat. para koruptor mungkin lupa dengan ancaman Allah ini, sehingga ia berbuat semaunya memenuhi kepentingan nafsunya.
3. Tablig
Tablig secara bahasa berarti memperlihatkan yaitu memperlihatkan kebenaran, kebenaran yang pernah diterimanya kepada yang dipimpinnya. Menyampaikan pernyataan sesuai dengan yang ada, memperlihatkan pernyataan dengan benar, memperlihatkan keputusan yang semuanya dilandasi dengan kebenaran.
Seorang pemimpin yang qur'ani tidak pernah menyembunyikan kebenaran yang diterimanya namun berani memperlihatkan kepada masyarakatnya. Bukannya yang benar malah ditutup tutupi sedangkan yang salah disampaikan.
Pemimpin yang memiliki jiwa qur'ani akan memperlihatkan kebenaran-kebenaran, memperlihatkan kebijakan-kebijakan berdasarkan nilai nilai luhur alquran.
4. Fatonah
Secara bahasa berarti cerdas. seorang pemimpin harus memiliki kecerdasan, kecerdasan intlektual, emosional, dan kecerdasan sepiritual. Dengan kecerdasan intlektual seorang pemimpin akan berpikir untuk kemajuan, berpikir jauh kedepan berdasar tuntutan zaman, ihwal teknologi dan membangun peradaban moderen yang islami.
Dengan kecerdasan emosional seorang pemiempin akan memiliki sifat lebih terbuka dan tidak berfikiran kerdil, mau mendengar dan mempertimbangkan masukan yang lain, mau melihat kondisi dan situasi, mau merasakan keprihatinan yang lain, serta senantiasa berfikir dan melakukan tindakan bijaksana.
Dengan kecerdasan Spiritual seorang pemimpin akan bersifat jujur, adil, dan istiqomah dalam kebaikan, sebab pemimpin merasa menyadari ihwal pertanggungjawabannya didunia dan akhirat.
Hadirin yang berbahagia
Wajibkan bagi kita sebagai pemimpin yang qur'ani memiliki ke-empat sifat tersebut yaitu sidiq, amanah, tablig dan fatonah lengkap dengan pemahaman maksutnya. Dengan sifat-sifat tersebut pimimpin tidak akan tersangkut kasus korupsi, pemimpin tidak memiliki sifat sombong, pemimpin tidak dicela masyarakat sebab keburukannya.
Denga sifat-sifat mulia tersebut akan menjilma menjadi pemimpin qur'ani yang dipercaya, dihormati, dicintai, dan orang-orang akan bersyukur atas kepemimpinannya, yang keberadaannya akan selalu diharap-harapkan terus.
Hadirin yang berbahagia, demikian apa yang mampu saya sampaikan semoga menjadi bahan renungan dan motifasi untuk memperbaiki diri kita masing-masing sebagai seorang pemimpin.
Demikian kultum saya, atas kesalahan dan kehilafan saya mohon ma'af sebesar-besarnya. Ihdinasshirotol Mustaqim....
Wassalamu 'alaikum warohmatullah wabarokatuh.
Belum ada Komentar untuk "Kultum Ramadhan Wacana Menjadi Pemimpin Yang Qur'ani."
Posting Komentar