Apa Karenanya Jikalau Ujian Nasional Ditiadakan? Tidak Menyerupai 5 Negara Maju Ini.


Selamat datang warga kampung KB "Tumbuh Jaya", pada kesempatan ini kami bidang pendidikan tidak henti-hentinya menawarkan gosip perihal pendidikan di negara kita pada umumnya dan di Kabupaten Lombok Timur pada khususnya.

Pernah tidak mendengar ujian nasional? Sepertinya tidak asing lagi di telinga kita. Kita maklumi bahwa ujian nasional itu dilaksanakan sebagai tolak ukur dalam mengetahui keberhasilan para pendidik terhadap siswa selama duduk di kelas tamat dingklik pendidikan. 

Apa akhirnya jikalau ujian nasional ditiadakan di negara kita? Pasti pikiran kita, pendidikan di Republic of Indonesia "semau gue" istilah zaman sekarang. Tetapi, beda dengan negara dibawah ini. Penasaran? Mari dibaca sampai selesai, biar menambah wawasan kita perihal ujian nasional.

Berikut 5 Negara maju tanpa melaksanakan Ujian Nasional;

1. Finlandia

Finlandia sebagai negara dengan organisation pendidikan termaju di dunia tidak mengenal yang namanya Ujian Nasional. Evaluasi mutu pendidikan sepenuhnya dipercayakan kepada para guru sehingga negara berkewajiban melatih dan mendidik guru guru biar bisa melaksanakan evaluasi yang berkualitas. 

Setiap tamat semester siswa mendapatkan laporan pendidikan berdasarkan evaluasi yang sifatnya personal dengan tidak membandingkan atau melabel para siswa dengan peringkat juara mirip yang telahmenjadi tradisi pendidikan kita. Mereka sangat meyakini bahwa setiap individu yakni unik dan memiliki kemampuan yang berbeda beda.

Di Finlandia profesi guru yakni profesi yangpaling terhormat. Dokter justru berada dibawah peringkat guru.

2. Amerika

Amerika yang terdiri dari banyak negara penggalan ternyata tidak pernah menyelenggarakan United Nations atau ujian negara secara nasional.

Walaupun ada ujian yang diselenggarakan oleh masing-masing nation (negara bagian), namun tidak semua sekolah diwajibkan mengikuti ujian negara bagian. Tiap negara penggalan juga memiliki materi ujian-masing masing.

Sekolah-sekolah tetap boleh menyelenggarakan ujian sendiri dan menentukan kelulusannya sendiri.

Semua lulusan, baik lulusan yang disenggarakan oleh sekolahnya sendiri atau lulus ujian yang diselenggarakan negara bagian, tetap boleh mengikuti ujian mauk ke college ataupun universitas asal memenuhi persyaratan dan lulus tes masuk.

Logika pendidikan yang Digunakan yaitu: Kualitas pendidikan ditentukan oleh individu masing-masing kelulusan. Walau pun Si Influenza A virus subtype H5N1 lulusan dari SMA pinggiran yang tidak terkenal, jikalau ia lulus tes masuk ke Universitas Harvard, maka ia pun akan diterima di universitas tersebut. Makara duduk kasus kualitas ditentukan oleh individu (individual quality).

Berpendapat bahwa nasionalisasi ujian sekolah tidak bisa memberi kreativitas guru. Sekolah tidak bisa menciptakan seni manajemen mencar ilmu sesuai dengan perbedaan kondisi sosial, ekonomi, budaya, serta kemajuan teknologi. Sistem pendidikan transcend downward oriented, tak bisa menjawab duduk kasus yang ada di daerah-daerah berbeda.

3. Jerman

Jerman tidak mengenal ujian nasional. Kebijaksanaan yang diutamakan yakni membantu setiap akseptor didik sanggup berkembang secara optimal, yakni dengan:

(1) menyediakan guru yang profesional, yang seluruh waktunya dicurahkan untuk menjadi pendidik;
(2) menyediakan fasilitas sekolah yang memungkinkan akseptor didik sanggup mencar ilmu dengan penuh kegembiraan dengan fasilitas olahraga dan ruang bermain yang memadai dan ruang kerja guru;
(3) menyediakan media pembelajaran yang kaya, yang memungkinkan akseptor didik sanggup secara terus-menerus mencar ilmu melalui membaca buku wajib, buku rujukan, dan buku bacaan, (termasuk novel), serta kelengkapan laboratorium dan perpustakaan yang memungkinkan akseptor didik mencar ilmu sampai tingkatan menikmati belajar;
(4) evaluasi yang terus-menerus, komprehensif dan obyektif.Melalui model pembelajaran yang mirip inilah, yakni akseptor didik setiap dikala dinilai tingkah lakunya, kesungguhan belajarnya, hasil belajarnya, kemampuan intelektual, partisipasinya dalam mencar ilmu yang menjadikan sekolah di Jerman bisa menghasilkan rakyat yang beretos kerja tinggi, peduli mutu, dan gemar belajar.

Mereka setiap hari mencar ilmu selalu mendapatkan peran dari semua mata pelajaran yang proses maupun karenanya dinilai dan nilai-nilai ini memengaruhi nilai tamat semester dan seterusnya.

4. Kanada

Di Kanada tidak ada Ujian Nasional alasannya yakni dianggap tak bermanfaat untuk kemajuan pendidikan di negara ini. Untuk kontrol kualitas di Kanada terdapat penjaminan mutu pendidikan yang kontrolnya sangat kuat. Lembaga penjamin mutu ini benar-benar bekerja secara ketat dari pendidikan dasar sampai menengah. Sehinga murid yang akan masuk ke perguruan tinggi tinggi cukup dengan raport terakhir.

Di Kanada, perguruan tinggi tinggi tidak sulit lagi untuk mendapatkan murid dari mana pun sekolahnya. Karena standar sekolah di sana sudah sesuai dengan standar perguruan tinggi tinggi yang akan dimasuki setiap lulusan sekolah.

Kebalikan dengan di Indonesia, perguruan tinggi tinggi banyak yang tidak percaya dengan lulusan sekolah menengah. Saling tidak percaya standar ini yang menjadikan pemborosan keuangan negara alasannya yakni harus menyelenggarakan United Nations dan ujian mandiri.

5. Australia

Di Negara Commonwealth of Australia ini, ujian nasional tidak dilaksanakan bahkan tidak dikenal sama sekali, melainkan ujian state. Ujian ini tidak menentukan lulus tidaknya para akseptor didik, namun untuk menentukan kemana siswa tersebut akan melanjutkan pendidikan. Berapa pun nilai yang didapatkan oleh siswa dari ujian tersebut tetap dinyatakan lulus. Nilai nol pun tetap dinyatakan lulus, namun kelulusan tersebut tidak ada gunanya. Berarti siswa tersebut akan sangat sulit untuk melanjutkan pendidikannya.

Demikian, biar bermanfaat.

Belum ada Komentar untuk "Apa Karenanya Jikalau Ujian Nasional Ditiadakan? Tidak Menyerupai 5 Negara Maju Ini."

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel