Apa Ciri & Tanda Badan Terkena Racun?

Sadar atau tidak, badan kita ternyata menyimpan banyak racun. Secara alamiah racun tersebut dibuang melalui proses detoksifikasi ibarat buang air kecil dan besar.

Racun dalam badan berasal dari banyak faktor, mulai masakan dan minuman, lingkungan, hingga paparan radikal bebas. Meskipun dibuang melalui proses detoksifikasi, keberadaan racun dalam badan tetap memiliki dampak buruk bagi kesehatan dan produktivitas. Apalagi, jikalau proses detoks tersebut tak berjalan maksimal.


Dokter seorang ahli gizi yang berpraktik di Jakarta, dr Abdullah Firmansyah SpGK menjelaskan, ada sejumlah tanda yang dirasakan saat badan dipenuhi oleh racun atau toksik.

"Tanda-tanda badan penuh racun itu, badan cepat capek, cepat mengantuk, sulit konsentrasi, susah ingat, cepat lupa," kata Firmansyah dalam talkshow di rangkaian programme Ramadhan Soiree Nurtura di Al Jazeerah Signature, Menteng, Djakarta Pusat, Kamis (24/5/2018).

Firmansyah menuturkan, gejala itu merupakan gejala ringan saat badan mulai banyak menyimpan racun. Tanda-tanda selanjutnya, susukan pencernaan Anda terganggu saat racun kian menumpuk. "Masalah lain misalnya di susukan cerna, ibarat diare. Kemudian kulit, mulai terasa gatal-gatal," tambah dia.

Untuk gejala berat terlihat dari munculnya penyakit kompleks ibarat jantung, diabetes, hipertensi atau tekanan darah tinggi hingga stroke.

Mulai mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat, jadi salah satu cara memaksimalkan proses detoksifikasi. Caranya antara lain dengan mengurangi porsi masakan olahan, masakan berkarbohidrat, serta menambah konsumsi sayur dan buah-buahan.

Selain itu meningkatkan pasokan vitamin ke badan ibarat C, E, A, dan B12. Selain menjaga acuan makan, disarankan juga untuk rutin aktivitas fisik dan menghindari stres.

Racun adalah suatu zat kimia yang sanggup terjadi secara alami atau hasil sintetis dari lingkungan. Terdapat dua jenis racun yang sanggup merusak badan adalah endotoksin dan eksotoksin.

Endotoksin adalah racun yang diproduksi di dalam badan saat masakan di pecah di dalam usus besar dan melalui proses metabolisme di dalam sel.

Sedangkan eksotoksin adalah racun yang berasal dari luar badan sanggup berupa materi kimia atau mikroba, racun ini masuk ke dalam badan melalui makanan, air atau udara yang tercemar.

Seperti dikutip dari Immuneweb.org, Selasa (8/6/2010) racun-racun yang masuk ke dalam badan ini sanggup membunuh atau mematikan sel-sel dan sel yang mati ini tidak akan hidup kembali. Karena itu terkadang racun yang masuk sanggup mengubah sel-sel dari DNA.

Secara alami badan sudah dirancang untuk memproses dan menghilangkan racun. Organ yang berperan dalam hal memproses racun adalah ginjal, hati, usus, kulit dan paru-paru. Racun di dalam badan ini akan dikeluarkan melalui urin, feses, keringat dan pernapasan.

Namun terkadang proses tersebut tidak berjalan mulus sehingg racun yang masuk ke dalam badan cenderung menumpuk. Efek racun yang ada di badan sanggup bervariasi sesuai dengan tingkat racun yang ada.

Gejala adanya racun di dalam badan dan cara untuk mendetoksifikasinya:


1. Pada sistem pencernaan.
Seseorang yang memiliki kadar racun dalam tubuhnya akan mengatakan gejala ibarat sembelit, wasir, nyeri di daerah perut serta gangguan pencernaan.

2. Ketidakseimbangan kadar hormon.
Beberapa racun ada yang bertindak ibarat hormon perempuan estrogen saat masuk ke dalam tubuh, hal ini akan menyebabkan ketidakseimbangan hormon pada perempuan yang mengarah pada gejala endometriosis dan sindrom premenstruasi. Sedangkan pada laki-laki racun yang masuk sanggup menurunkan jumlah sperma.

3. Menyebabkan peradangan.
Racun yang masuk ke dalam badan akan dianggap sebagai benda abstrak sehingga sanggup memicu banyak sekali macam peradangan. Jika seseorang sudah memiliki penyakit ibarat asma, jantung atau arthritis, maka racun tersebut akan memperparah kondisinya.

4. Masalah pada kulit.
Kulit merupakan salah satu organ yang berperan dalam pengeluaran racun melalui keringat. Jika racun-racun ini sudah menutupi pori-pori kulit, maka akan timbul reaksi yang menyebabkan banyak sekali gangguan kulit.

5. Masalah kognitif (kecerdasan).
Racun yang berlebih di dalam tuuh sanggup menjadikan dilema ibarat kehilangan memori, perubahan suasana hati atau tidak sanggup berpikir dengan jernih. Selain itu terkadang menyebabkan demensia pada orang muda.

Untuk mencegah bertumpuknya racun di dalam badan yang sanggup menyebabkan beberapa masalah, maka diharapkan detoksifikasi materi kimia dari dalam tubuh.

Seperti dikutip dari Buzzle, ada beberapa cara yang sanggup dilakukan untuk detoksifikasi, yaitu:

Mengonsumsi air yang cukup. Karena air sanggup membersihkan sistem badan dan menghilangkan racun melalui keringat atau urin serta membuat seseorang tetap terhidrasi.

Mengonsumsi sayur dan buah yang mengandung serat sehingga membantu proses pencernaan dan pengeluaran racun dari dalam tubuh.
Berlatih meditasi atau yoga sehingga sanggup meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

Menghindari konsumsi alkohol, merokok serta minuman berkafein, lantaran adalah sanggup meningkatkan kadar racun di dalam tubuh.
Menambahkan bumbu ibarat ketumbar, jinten, kunyit dan biji adas dalam makanan, lantaran adalah rempah-rempah ini dipercaya sanggup berfungsi sebagai agen detoksifikasi dan membersihkan tubuh.

Sering Sakit? Gunakan Momen Puasa untuk Buang Racun dalam Tubuh

 Jika kita kerap jatuh sakit dan memiliki dilema pada kulit, sanggup jadi badan diselimuti banyak racun.

Bulan Ramadhan ini -selain beribadah, sanggup kita manfaatkan sebagai cara alternatif untuk membuang racun yang menumpuk dalam tubuh.

Menurut ahli penyakit dalam, dr. Yongki Warigit DA, SpPD, Mkes, puasa memang sanggup meningkatkan proses detoksifikasi alami pada tubuh, termasuk membersihkan kulit.

Inilah yang membuat banyak pakar kesehatan percaya jikalau puasa memiliki dampak yang elok untuk kesehatan.

"Saat puasa energi yang biasa dipakai untuk mencerna masakan dialihkan untuk hal lain, misalnya untuk meningkatkan daya tahan tubuh," ucapnya.

Yongki juga mengamini jikalau puasa sanggup memperpanjang usia.

Selain untuk meningkatkan daya tahan tubuh, energi yang tak terpakai saat puasa sanggup dipakai untuk pembakaran lemak.

Dengan cara ini, otomatis kandungan lemak dalam badan menjadi normal dan metabolisme berjalan maksimal.

Inilah yang membuat angka harapan hidup meningkat.

"Lemak yang berlebih dalam badan sanggup menjadi penyebab datangnya banyak sekali penyakit, ibarat penyakit kardiovaskuler," paparnya.


Menurut Yongki, puasa juga sanggup meringankan penyakit asma dan autoimun.

"Ini sudah ada penelitiannya. Pasien asma gejala alerginya sanggup membaik dengan puasa," ucapnya.

"Bahkan, pada pasien penyakit autoimun, dia juga sanggup mengalami semacam perbaikan," tambahnya.

Oleh lantaran adalah itu, ia menyarankan semoga kita tidak 'balas dendam' saat buka puasa. Mengonsumsi masakan terlalu banyak saat berbuka juga sanggup merusak fungsi detoksifikasi tubuh.

"Kadang waktu berbuka, orang sering kali makan apa pun, entah itu es, junk food, gorengan."

"Padahal, itu sanggup membuat kerja pencernaan dalam badan menjadi berat," papar Yongki.

Kerja pencernaan yang berat inilah, kata Yongki, sanggup membuat fungsi detoks yang telah maksimal kembali menurun.

Minum air putih, lanjut Yongki, adalah cara terbaik untuk menahan nafsu makan berlebih saat waktu berbuka tiba.

"Minum air putih sanggup melarutkan kalori dan mengaktifkan enzim-enzim yang membuat metabolisme berjalan dengan baik," paparnya.

Ketika metabolisme berjalan dengan baik, lemak yang tersimpan dalam perut juga dicerna dengan baik.

Inilah yang membuat kita merasa lebih kenyang dan menghambat nafsu makan berlebih.

Selain itu, kita juga harus berbuka dan sahur dengan asupan nutrisi yang seimbang.

Asupan nutrisi seimbang ini meliputi konsumsi masakan yang mengandung karbohidrat, protein, sayur, buah, dan air.

Menurut Yongki, tidak dilema jikalau masakan yang kita konsumsi mengandung sedikit lemak.

Lantas, satu hal yang penting adalah asupan karbohidrat yang kita konsumsi.

Kabrohidrat terdiri dari dua jenis, adalah karbohidrat simpleks dan kompleks.

"Karbohidrat simplek itu, misalnya nasi putih. Nasi putih ini bahwasanya kurang baik," ucapnya.

"Jadi, sebaiknya kita mengonsumsi karbohidrat kompleks ibarat nasi merah dan oatmeal," tambahnya.

Ia memaparkan jikalau karbohidrat kompleks ini mengandung serat tinggi dan glukosa yang rendah.

"Serat yang tinggi ini membuat kita kenyang lebih lama. Selain itu, kandungan glukosa yang rendah membuat kerja badan menjadi ringan," papar dia










references past times inews, detik,tribunnews

Belum ada Komentar untuk "Apa Ciri & Tanda Badan Terkena Racun?"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel