Komponen Lengkap Pada Peta
1. Judul Peta
Judul peta memuat isi peta. Dari judul peta teman-teman mampu segera mengetahui information tempat mana yang tergambar dalam peta. Contoh Peta Penyebaran Penduduk Pulau Jawa, Peta Tata Guna Tanah Provinsi Bali, Peta Indonesia, dan lainnya.

Judul peta merupakan komponen yang sangat penting, lantaran ialah biasanya sebelum membaca isi peta, para pengguna pasti terlebih dahulu membaca judul peta. Judul peta hendaknya memuat atau mencerminkan informasi sesuai isi peta, rujukan apabila judul peta ialah Peta Penyebaran Penduduk Pulau Jawa maka isi peta pun harus memuat peta penyebaran penduduk pulau Jawa.
Selain itu, judul peta jangan sampai menyebabkan penafsiran ganda pada peta. Judul peta biasanya diletakkan di pecahan lain dari peta asalkan tidak mengganggu tampak dari keseluruhan peta.
2. Skala Peta
Skala peta ialah perbandingan jarak antara dua titik sembarang di peta dengan jarak sebenarnya, dan satuan ukur yang sama. Skala sangat erat kaitannya dengan information yang disajikan. Skala peta dicari dengan menggunakan rumus berikut:
Skala Peta = Jarak Objek di peta : Jarak Objek di muka bumi
Bila ingin menyajikan information rinci maka digunakan skala besar, contohnya 1 : 5.000. Sebaliknya, apabila ingin ditunjukkan relasi ketampakan secara keseluruhan maka digunakan skala kecil, contohnya skala 1 : 1.000.00.
Contoh, untuk peta yang memiliki skala 1 : 100.000, berarti jarak 1 cm di peta sama dengan 100.000 cm jarak sebetulnya di permukaan bumi.
Penulisan skala pada peta mampu berupa skala angka ibarat di atas, atau dalam bentuk skala garis (skala grafis). Garis atau batang pengukuran tersebut dibagi-bagi menjadi beberapa pecahan dengan ukuran yang sama.
Contoh:

Skala garis diatas mampu dibaca satuan jarak 1 cm di peta berbanding lurus dengan satuan jarak five km di lapangan. Apabila skala garis tersebut dikonversi atau diubah menjadi skala angka maka mampu ditulis menjadi 1 : 500.000. Atau teman-teman mampu membuatnya dalam bentuk skala kalimat (skala verbal) lantaran ialah skala dinyatakan dalam bentuk kalimat.
Skala ini biasanya terdapat pada peta-peta buatan Inggris, dan umumnya kurang digunakan. Misalnya kita menemukan kalimat "One inch equals about 4,5 miles" (satu inci kurang lebih sama dengan 4,5 mil). Pernyataan tersebut mampu diartikan bahwa satuan jarak 4,5 mil jarak sebetulnya di lapangan.
3. Legenda atau Keterangan
Legenda pada peta menunjukan arti dari simbol-simbol yang terdapat ada peta. Legenda itu harus dipahami oleh pengguna peta, semoga tujuan pembuatannya mencapai sasaran. Legenda biasanya diletakkan di pojok kiri bawah peta.

Selain itu, legenda peta mampu juga diletakkan pada pecahan lain peta, asalkan tidak mengganggu kenampakan peta secara keseluruhan.
4. Tanda Arah atau Tanda Orientasi
Tanda arah atau tanda orientasi penting artinya pada suatu peta. Gunanya untuk mengatakan arah utara, selatan, timur dan barat. Tanda orientasi perlu dicantumkan pada peta untuk menghindari kekeliruan.

Tanda arah pada peta biasanya berbentuk tanda panah yang mengatakan ke arah utara, petunjuk ini diletakkan dibagian mana saja dari peta, asalkan tidak mengganggu kenampakan peta.
5. Simbol
Gambar yang ada pada peta merupakan informasi geografis yang berafiliasi dengan bentuk wilayah beserta kenampakan fenomena alam atau budaya (buatan manusia). Misalnya sungai, gunung, danau, rawa-rawa, laut, batas wilayah, perkampungan, kota, jalan raya, penduduk, dan lain-lain.
Fenomena alam dan budaya tidak mungkin digambarkan pada peta sama persis dengan keadaan sebetulnya di permukaan bumi. Untuk mengatakan tanda fenomena yang terdapat pada suatu wilayah, dipergunakan lambang tertentu yang memiliki makna dan simpel dipahami oleh banyak orang (pengguna peta). Lambang tersebut dinamakan simbol peta.
Penggunaan simbol-simbol pada peta bersifat konvensional, artinya sesuai dengan kelaziman umum atau mampu dimengerti secara umum. Pemakaian simbol berlaku menurut skala peta.
Pada peta tematik yang bertujuan untuk menampilkan fenomena tertentu maka pemakaian simbol akan menonjolkan pecahan tertentu tersebut. Misalnya pada peta jalan maka simbol jalan digambar lebih hitam atau lebih tebal daripada biasanya.
Pada peta tematik yang bertujuan untuk menampilkan fenomena tertentu maka pemakaian simbol akan menonjolkan pecahan tertentu tersebut. Misalnya pada peta jalan maka simbol jalan digambar lebih hitam atau lebih tebal daripada biasanya.
Simbol yang mampu ditemukan pada sebuah peta, sebagian besar mampu kita golongkan menjadi empat jenis yakni simbol warna, simbol titik, simbol garis, dan simbol wilayah.
Adapun wujud simbol dalam kaitannya dengan unsur yang digambarkan mampu dibedakan atas wujud piktorial, geometrik, dan huruf.
a. Simbol Warna
Penggunaan simbol warna untuk kenampakan geografis pada peta memiliki makna tertentu . Misalnya, penggunaan warna hijau pada peta rupa bumi berbeda maknanya jikalau digunakan pada peta iklim.

Berikut ini dijelaskan secara lengkap penggunaan warna pada peta:
- Kenampakan hipsografi atau relief muka bumi, menggunakan warna dasar coklat, dari coklat muda sampai coklat tua. Makin renta warna coklat makin tinggi letak suatu tempat dari permukaan bumi.
- Kenampakan hidrografi atau atau wilayah perairan (sungai, danau, laut), menggunakan warna dasar biru, dari biru muda (hampir putih) sampai biru renta (kehitaman). Makin renta warna biru makin dalam letak suatu tempat dari permukaann air laut.
- Kenampakan Vegetasi (hutan, perkebunan), menggunakan warna dasar hijau. Warna hijau juga digunakan untuk menggambarkan wilayah dataran rendah.
- Kenampakan hasil budaya insan (misalnya jalan, kota, pemukiman, batas wilayah, pelabuhan udara), menggunakan warna merah dan hitam. Jalan raya dan kota biasanya digambarkan dengan simbol berwarna merah. Jalan kereta api, batas wilayah dan pemukiman, biasanya digambarkan dengan simbol berwarna hitam.
- Warna putih pada peta juga digunakan untuk menggambarkan kenampakan es di kutub utara dan selatan pada Peta Dunia.
Penggunaan simbol warna pada peta akan lebih indah dilihat dan kenampakan yang ingin disajikan juga kelihatan lebih jelas. Tidak ada peraturan yang baku mengenai penggunaan warna dalam peta. Jadi, penggunaan warna ialah bebas, sesuai dengan maksud atau tujuan si pembuat peta, dan kebiasaan umum.
Contohnya, untuk laut atau danau digunakan warna biru, untuk temperatur (suhu) digunakan warna merah atau coklat, untuk curah hujan digunakan warna biru atau hijau, tempat pegunungan tinggi atau dataran tinggi (2000-3000 meter) digunakan warna coklat tua, untuk tempat dataran (pantai) ketinggian 0-200 meter di permukaan laut digunakan warna hijau.
b. Simbol Titik
Pada peta umum simbol titik biasanya digunakan untuk menggambarkan sifat (kualitas) kenampakan geografis yang mengutamakan aspek letak.
Kenampakan-kenampakan tersebut contohnya gunung api, kota, danau, pelabuhan udara, dan lain-lain. Pada peta khusus (tematik), penggunaan simbol titik mampu menggambarkan nilai (kuantitas) persebaran kenampakan geografis.
Misalnya pada peta persebaran penduduk. Besar-kecilnya dan kerapatan simbol titik pada peta tersebut mampu menggambarkan kepadatan penduduk di suatu wilayah.
Simbol titik pada peta mampu dibedakan menjadi dua macam, yakni simbol piktorial dan simbol geometrik.
- Simbol piktorial ialah simbol yang menggambarkan kenampakan geografis, khususnya kenampakan budaya (buatan manusia) yang ibarat dengan keadaan sebenarnya.
- Simbol geometrik ialah simbol yang menggunakan gambar-gambar bangun geometrik pada peta.
c. Simbol Huruf
Simbol abjad dipergunakan sesungguhnya dengan simbol lain dan sifatnya melengkapi. Simbol abjad biasanya menggunakan abjad awal atau inisial dari kata yang akan ditampilkan, bahkan terkadang menggunakan angka.
d. Simbol Garis
Pada peta umu, simbol garis dipergunakan untuk menggambarkan sifat (kualitas) kenampakan geografis yang bentuknya memanjang, ibarat sungai, garis pantai, jalan raya, jalan kereta api, dan batas wilayah.
Pada peta tematik simbol garis digunakan pula untuk menggambarkan kuantitas (jumlah) suatu kenampakan atau gejala geografis. Pada simbol garis, ada yang diberkan angka untuk mengatakan nilai tertentu, contohnya pada garis kontur untuk mengatakan ketinggian.

Simbol garis yang digunakan untuk menyatakan kuantitas, dikenal dengan istilah isolines. Isolines ialah garis-garis di peta yang menghubungkan tempat-tempat yang memiliki kesamaan dalam gejala geografis yang ditonjolkannya.
Ada pula yang dinamakan isopleth, ialah garis-garis di peta yang menghubungkan tempat dengan nilai distribusi yang sama.
Isopleth mampu berupa sebagai berikut:
- Isohipse, ialah garis-garis yang menghubungkan tempat-tempat yang memiliki ketinggian yang sama dari permukaan laut.
- Isobar, ialah garis-garis yang menghubungkan tempat-tempat yang memiliki tekanan udara yang sama.
- Isotherm, ialah garis-garis yang menghubungkan tempat-tempat yang memiliki suhu udara yang sama.
- Isohyet, ialah garis-garis yang menghubungkan tempat-tempat yang memiliki curah hujan yang sama.
- Isoseista, ialah garis-garis yang menghubungkan tempat-tempat yang memiliki kerusakan fisik yang sama simpulan gempa bumi.
e. Simbol Wilayah
Simbol wilayah disebut juga simbol bidang atau simbol area. Simbol ini dipergunakan untuk menggambarkan kenampakan geografis berbentuk area, ibarat tempat pemukiman, areal persawahan, areal perkebunan, pulau, benua, dan lain-lain.

6. Peta Inset (Peta Sisipan)
Peta inset merupakan peta yang disisipkan lantaran ialah wilayah yang digambarkan merupakan pecahan dari peta utama atau peta yang menggambarkan wilayah yang lebih luas daripada wilayah yang digambarkan.
7. Sumber dan Tahun Pembuatan Peta
Bila teman-teman membaca peta, perhatikan sumbernya. Sumber mengatakan kepastian kepada pembaca peta, bahwa information dan informasi yang disajikan dalam peta tersebut benar-benar absah (dipercaya atau akurat), dan bukan information fiktif atau hasil rekaan.
Hal ini akan menentukan sejauh mana si pembaca peta mampu mempercayai information atau informasi tersebut.
Selain sumber perhatikan juga tahun pembuatannya. Pembaca peta mampu mengetahui bahwa peta itu masih cocok atau tidak untuk digunakan pada masa sekarang atau sudah kadaluwarsa lantaran ialah sudah terlalu lama.
Selain komponen-komponen diatas, satu hal yang penting dari peta ialah toponim.
Apa itu Toponim?
Toponim ialah penamaan objek geografi di permukaan bumi. Setiap objek di permukaan bumi memiliki sejarah dan cerita. Oleh lantaran ialah itu penamaan objek tersebut harus menggunakan bahasa tempat setempat atau lokal.
Dari nama objek atau gejala tersebut akan memudahkan menelusuri sejarah dan dongeng dari bencana dari objek atau atau gejala tersebut, ibarat Gunung Tangkuban Parahu. Nama Tangkuban Parahu kita sudah mengenal bahasanya dan akan simpel mencari dongeng terjadinya Tangkuban Parahu.
# Kesimpulan
Dari uraian tadi mampu disimpulkan bahwa semua yang ada pada peta dinamakan komponen-komponen kelengkapan peta, yang sangat penting bagi teman-teman untuk mengenal dan membaca peta.
Belum ada Komentar untuk "Komponen Lengkap Pada Peta"
Posting Komentar