Sejarah Negosiasi Linggarjati, Aksi Militer Belanda 1, Dan Negosiasi Renville

Halo teman-teman kali ini saya akan menjelaskan perihal Sejarah Perundingan Linggarjati, Agresi Militer Belanda 1, dan Perundingan Renville secara lengkap dan tepat, biar ini sanggup membantu teman-teman sebagai bahan untuk pembelajaran. Yuk Langsung saja simak dibawah ini.

Perundingan Linggarjati

Republic of Indonesia berusaha merampungkan konflik dengan Belanda secara damai melalui jalur perundingan menyerupai Perundingan Linggarjati.

Dalam Perundingan Linggarjati (dekat Cirebon) delegasi Republic of Indonesia dipimpin oleh Sutan Syahrir, Belanda oleh Prof. S. Schermerhorn dan doctor H. J. van Mook; sedangkan dari pihak Inggris Lord Kellearn bertindak sebagai pemimpin dan sekaligus penengah.

teman kali ini saya akan menjelaskan perihal Sejarah Perundingan Linggarjati Sejarah Perundingan Linggarjati, Agresi Militer Belanda 1, dan Perundingan Renville

Pokok-pokok Perundingan Linggarjati tanggal 10-15 Nov 1946, yaitu sebagai berikut.
  • Belanda Mengakui secara de facto wilayah Republik Republic of Indonesia meliputi Jawa, Madura, dan Sumatra.
  • Republik Republic of Indonesia dan Belanda akan bekerja sama membentuk Negara Republic of Indonesia Serikat.
  • Negara Republic of Indonesia Serikat dan Belanda akan bersatu menjadi Uni Indonesia-Belanda, dengan Ratu Belanda sebagai kepala Uni.

Agresi Militer Belanda 1

Sesudah persetujuan Linggarjati ditandatangani, kekerabatan Indonesia-Belanda semakin memburuk. Oleh pihak Belanda, Perundingan Linggarjati hanya dianggap sebagai alat untuk mendatangkan pasukan-pasukan yang lebih banyak dari negerinya.

Setelah mereka cukup memiliki kekuatan, mereka beralih kepada maksud semula, yakni menghancurkan Republik Republic of Indonesia dengan kekuatan senjata. Pada tanggal 21 Juli 1947 Belanda melancarkan agresi militer pertama.

Adanya Agresi Militer Belanda pertama, menyebabkan simpati dan reaksi keras dari dunia Internasional. Pemerintah Bharat dan Commonwealth of Australia mendesak supaya duduk kasus Republik Republic of Indonesia segera dibicarakan dalam bidang Dewan Keamanan PBB.

Atas desakan wakil-wakil dari Bharat dan Commonwealth of Australia di PBB, maka Dewan Keamanan PBB membentuk suatu Komisi Jasa-jasa Baik yang kemudian dikenal dengan nama Komisi Tiga Negara (KTN) yang bertugas mengawasi gencatan senjata. KTN beranggotakan Australia, Belgia, dan Amerika Serikat.

Perundingan Renville

Atas permintaan KTN maka pada tanggal 8 Desember 1947 dimulailah perundingan antara Republic of Indonesia dan Belanda di atas geladak kapal Amerika Serikat USS Renville. Delegasi Republic of Indonesia dipimpin oleh Perdana Menteri Amir Syarifuddin, sedangkan delegasi Belanda dipimpin oleh Abdulkadir Wijoyoatmojo.

Persetujuan Renville ditandatangani pada tanggal 17 Januari 1948, dengan pokok-pokok persetujuan sebagai berikut.
  1. Wilayah Republik Republic of Indonesia diakui berdasarkan "Garis Demarkasi van Mook", sebagai batas wilayah Indonesia-Belanda sehabis Agresi Militer 1.
  2. Akan dibentuknya negara Republik Republic of Indonesia Serikat (RIS), di mana Republik Republic of Indonesia belahan dari RIS.
  3. RIS memiliki kedudukan sejajar dengan negeri Belanda dalam uni Indonesia-Belanda.
  4. Pasukan Republik Republic of Indonesia (TNI) harus ditarik dari daerah-daerah kantong (daerah penduduk Belanda) masuk ke daerah RI.

Nah itu lah pembahasan mengenai Sejarah perihal Sejarah Perundingan Linggarjati, Agresi Militer Belanda 1, dan Perundingan Renville, biar pembahasan ini sanggup membantu teman-teman untuk memudahkan pembelajaran.

Belum ada Komentar untuk "Sejarah Negosiasi Linggarjati, Aksi Militer Belanda 1, Dan Negosiasi Renville"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel