Kisah Bulan Terbelah Menjadi Dua Di Jaman Rosulullah Saw
Kisah ini memang diluar logika, dikala itu bulan terbelah menjadi dua. Dengan mukjizat dari Allah, Rasulullah SAW bisa membuat bulnan purnama bulat terbelah seketika. Peristiwa ini dikisahkan dalam surat Al Qamar 1-3.
Saat itu kaum Quraisy yang sedang berkumpul di Kabbah sengaja memanggil Nabi untuk mempermalukan dirinya. Awalnya mereka memperlihatkan kekayaan dan kemuliaan kepada Sang Baginda. Namun Nabi menolaknya sehingga membuat mereka diam seribu bahasa.
Tidak sampai disitu, mereka tidak kehilangan kebijaksanaan untuk membuat Nabi Muhammad malu. Jika Nabi mampu, mereka berjanji mengikuti apa yang dibawa Nabi, yakni percaya kalau Tuhan hanya satu. Mereka meminta supaya Nabi membelah bulan menjadi dua. Lalu ibarat apa kisahnya?
Adapun arti Surat Al Qamar yang mengisahkan ihwal terbelahnya bulan yakni sebagai berikut.
“Telah erat datangnya dikala itu dan telah terbelah Bulan. Dan kalau mereka (orang-orang musyrik) melihat suatu tanda (mukjizat), mereka berpaling dan berkata: ‘(Ini adalah) sihir yang terus menerus’. Dan mereka mendustakan (Nabi) dan mengikuti hawa nafsu mereka, sedang tiap-tiap urusan telah ada ketetapannya,” Surah Al Qamar Ayat 1-3.
Pada suatu dikala kaum musrikin Quraisy berkumpul di halaman Kabbah untuk mencari cara mempermalukan Rasulullah SAW. Satu diantara banyak pemuka di sana kemudian mengusulkan supaya memanggil sang Nabi.
Saat pesuruh sampai menemui Nabi,dia kemudian memberikan kalau para pemuka Quraisy sedang menanti dirinya di halaman Kabbah. Nabi tidak berpikir kalau pemanggilan itu untuk mempermalukan dirinya.
Dalam pikirnya, kalau ia berhasil menyerukan dakwah ihwal Islam, agar saja mereka bisa insaf dan mengikuti ajarannya. Nabi Shalallahu Alaihi Wasallam pun tiba ke kawasan mereka dan ikut berkumpul di sana.
Saat berkumpul para pemuka kaum Quraisy ini terlalu banyak bicara hal yang sia-sia. Namun, Nabi Muhammad SAW diam saja. Menyadari targetnya sudah mulai bosan, salah satu diantara mereka kemudian membuka pembicaraan dengan Nabi.
“Begini Muhammad! Jika kedatanganmu kesini hendak mencari kekayaan, maka akan kami buat kamu menjadi seorang hartawan diantar kami. Jika maksudmu ingin mencari kemuliaan, maka akan kami buat kamu menjadi orang yang paling mulia diantara kami…“
Namun, Rasulullah SAW menolak usulan tersebut. “Bagiku tidak ibarat yang kamu katakan itu. Aku tiba dengan apa yang telah saya bawa kepadamu . . . dan jikalau kamu menolak kedatanganku, saya akan bersabar serta menyerah kepada Allah, sehingga ia mendengar keputusan di antara kamu semua dan aku.”
Jawaban ini membuat mereka termangu alasannya ternyata Nabi SAW tidak bisa diiming-imingi dengan harta dan kemuliaan yang dijanjikan. Merasa gagal mempermalukan, kemudian satu diantara mereka meminta supaya Nabi membelah bulan menjadi dua. Hal ini tentu sulit dilakukan oleh manusia biasa, sehingga mereka merasa kalau Nabi tidak akan bisa melakukannya.
“Muhammad, jikalau engkau betul-betul menjadi pesuruh Allah, cobalah engkau belah bulan menjadi dua. Jikalau engkau bisa membelahnya, tentu kami percaya dengan sungguh-sungguh, bahwasannya engkau sungguh pesuruh Tuhan yang di datangkan kepada kami!”
Ternyata hal ini begitu simpel bagi Nabi alasannya menerima tunjangan dari Allah. Seketika itu Nabi Shalallahu Alaihi Wasallam menerima mukzizat, kemudian ia mengacungkan jari telunjuk ia ke atas seketika itu juga bulan terbelah dua. kemudian ia berkata, “Saksikanlah dan lihatlah oleh kamu semua, bahwa bulan itu sudah benar-benar terbelah menjadi dua.”
Namun, para laknatullah tersebut tidak percaya dan bilang kalau hal itu yakni sihir.
“Sungguh itu sihir yang nyata!” kemudian sebagian lainnya berkata, “Ya sungguh pun kalau itu sihir maka hanya kitalah yang terkena oleh sihirnya. Belum tentu orang-orang selain kami. Maka tunggulah kedatangan orang-orang pelayaran (musafir), maka apakah mereka melihat apa yang kita lihat ini.”
Kemudian di datangkan para musafir untuk mempertanyakan ihwal terbelahnya bulan tersebut. Memang benar mereka melihat bulan itu terbelah menjadi dua dan tampak kalau gunung Hira berada di tengah-tengah belahan bulan itu. Meskipun telah terlihat konkret begitu, tapi mereka kaum Musyrikin tetap menganggap bencana menakjubkan itu hanyalah sihir.
Kisah ini juga banyak tertulis dalam hadist.
Diriwayatkan dari Anas bin Malik ia berkata :
“Penduduk Mekkah pernah meminta kepada Rasulullah Saw, mengenai suatu tanda kekuasaan Allah, maka terbelahlah bulan di Mekkah yang terjadi dua kali, kemudian Beliau membaca ayat : ‘Telah erat (datangnya) dikala itu dan telah terbelah bulan’ (QS.Al-Qomar:1). (HR. Muslim)
Hadist lain dari Anas bin Malik, ia berkata :
“Penduduk Mekkah pernah meminta kepada Rasulullah Saw, mengenai suatu tanda kekuasaan Allah, kemudian Beliau memperlihatkan bulan terbelah menjadi dua, sampai mereka melihat celah diantara belahan itu” (HR. Bukhari)
Iman al-Baihaqi meriwayatkan, Abu Abdillah Al-Hafizh memberitahukan kami dari Abdullah ia berkata :
“Bulan pernah terbelah menjadi dua di Mekkah, kemudian Kafir Quraisy dari golongan penduduk Mekkah memberikan : “ini yakni sihir yang dilakukan terhadap kalian, kemudian Kafir Quraisy berkata :
“Tunggulah para musafir kalau mereka melihat apa yang kalian lihat, maka yang demikian itu benar adanya, dan kalau mereka tidak melihat apa yang kalian lihat, maka yang demikian itu merupakan sihir yang dilakukan terhadap kalian.”
Kemudian para musafir yang tiba dari berbagai penjuru ditanya, maka bereka menjawab : “Kami melihatnya” maka terbuktilah kebesaran Allah melalui mukzijat dari Rasulullah SAW.
Semoga menginspirasi dan sanggup menambah kecintaan kita kepada Nabi Muhammad SAW.
Saat itu kaum Quraisy yang sedang berkumpul di Kabbah sengaja memanggil Nabi untuk mempermalukan dirinya. Awalnya mereka memperlihatkan kekayaan dan kemuliaan kepada Sang Baginda. Namun Nabi menolaknya sehingga membuat mereka diam seribu bahasa.
Tidak sampai disitu, mereka tidak kehilangan kebijaksanaan untuk membuat Nabi Muhammad malu. Jika Nabi mampu, mereka berjanji mengikuti apa yang dibawa Nabi, yakni percaya kalau Tuhan hanya satu. Mereka meminta supaya Nabi membelah bulan menjadi dua. Lalu ibarat apa kisahnya?
Adapun arti Surat Al Qamar yang mengisahkan ihwal terbelahnya bulan yakni sebagai berikut.
“Telah erat datangnya dikala itu dan telah terbelah Bulan. Dan kalau mereka (orang-orang musyrik) melihat suatu tanda (mukjizat), mereka berpaling dan berkata: ‘(Ini adalah) sihir yang terus menerus’. Dan mereka mendustakan (Nabi) dan mengikuti hawa nafsu mereka, sedang tiap-tiap urusan telah ada ketetapannya,” Surah Al Qamar Ayat 1-3.
Pada suatu dikala kaum musrikin Quraisy berkumpul di halaman Kabbah untuk mencari cara mempermalukan Rasulullah SAW. Satu diantara banyak pemuka di sana kemudian mengusulkan supaya memanggil sang Nabi.
Saat pesuruh sampai menemui Nabi,dia kemudian memberikan kalau para pemuka Quraisy sedang menanti dirinya di halaman Kabbah. Nabi tidak berpikir kalau pemanggilan itu untuk mempermalukan dirinya.
Dalam pikirnya, kalau ia berhasil menyerukan dakwah ihwal Islam, agar saja mereka bisa insaf dan mengikuti ajarannya. Nabi Shalallahu Alaihi Wasallam pun tiba ke kawasan mereka dan ikut berkumpul di sana.
Saat berkumpul para pemuka kaum Quraisy ini terlalu banyak bicara hal yang sia-sia. Namun, Nabi Muhammad SAW diam saja. Menyadari targetnya sudah mulai bosan, salah satu diantara mereka kemudian membuka pembicaraan dengan Nabi.
“Begini Muhammad! Jika kedatanganmu kesini hendak mencari kekayaan, maka akan kami buat kamu menjadi seorang hartawan diantar kami. Jika maksudmu ingin mencari kemuliaan, maka akan kami buat kamu menjadi orang yang paling mulia diantara kami…“
Namun, Rasulullah SAW menolak usulan tersebut. “Bagiku tidak ibarat yang kamu katakan itu. Aku tiba dengan apa yang telah saya bawa kepadamu . . . dan jikalau kamu menolak kedatanganku, saya akan bersabar serta menyerah kepada Allah, sehingga ia mendengar keputusan di antara kamu semua dan aku.”
Jawaban ini membuat mereka termangu alasannya ternyata Nabi SAW tidak bisa diiming-imingi dengan harta dan kemuliaan yang dijanjikan. Merasa gagal mempermalukan, kemudian satu diantara mereka meminta supaya Nabi membelah bulan menjadi dua. Hal ini tentu sulit dilakukan oleh manusia biasa, sehingga mereka merasa kalau Nabi tidak akan bisa melakukannya.
“Muhammad, jikalau engkau betul-betul menjadi pesuruh Allah, cobalah engkau belah bulan menjadi dua. Jikalau engkau bisa membelahnya, tentu kami percaya dengan sungguh-sungguh, bahwasannya engkau sungguh pesuruh Tuhan yang di datangkan kepada kami!”
Ternyata hal ini begitu simpel bagi Nabi alasannya menerima tunjangan dari Allah. Seketika itu Nabi Shalallahu Alaihi Wasallam menerima mukzizat, kemudian ia mengacungkan jari telunjuk ia ke atas seketika itu juga bulan terbelah dua. kemudian ia berkata, “Saksikanlah dan lihatlah oleh kamu semua, bahwa bulan itu sudah benar-benar terbelah menjadi dua.”
Namun, para laknatullah tersebut tidak percaya dan bilang kalau hal itu yakni sihir.
“Sungguh itu sihir yang nyata!” kemudian sebagian lainnya berkata, “Ya sungguh pun kalau itu sihir maka hanya kitalah yang terkena oleh sihirnya. Belum tentu orang-orang selain kami. Maka tunggulah kedatangan orang-orang pelayaran (musafir), maka apakah mereka melihat apa yang kita lihat ini.”
Kemudian di datangkan para musafir untuk mempertanyakan ihwal terbelahnya bulan tersebut. Memang benar mereka melihat bulan itu terbelah menjadi dua dan tampak kalau gunung Hira berada di tengah-tengah belahan bulan itu. Meskipun telah terlihat konkret begitu, tapi mereka kaum Musyrikin tetap menganggap bencana menakjubkan itu hanyalah sihir.
Kisah ini juga banyak tertulis dalam hadist.
Diriwayatkan dari Anas bin Malik ia berkata :
“Penduduk Mekkah pernah meminta kepada Rasulullah Saw, mengenai suatu tanda kekuasaan Allah, maka terbelahlah bulan di Mekkah yang terjadi dua kali, kemudian Beliau membaca ayat : ‘Telah erat (datangnya) dikala itu dan telah terbelah bulan’ (QS.Al-Qomar:1). (HR. Muslim)
Hadist lain dari Anas bin Malik, ia berkata :
“Penduduk Mekkah pernah meminta kepada Rasulullah Saw, mengenai suatu tanda kekuasaan Allah, kemudian Beliau memperlihatkan bulan terbelah menjadi dua, sampai mereka melihat celah diantara belahan itu” (HR. Bukhari)
Iman al-Baihaqi meriwayatkan, Abu Abdillah Al-Hafizh memberitahukan kami dari Abdullah ia berkata :
“Bulan pernah terbelah menjadi dua di Mekkah, kemudian Kafir Quraisy dari golongan penduduk Mekkah memberikan : “ini yakni sihir yang dilakukan terhadap kalian, kemudian Kafir Quraisy berkata :
“Tunggulah para musafir kalau mereka melihat apa yang kalian lihat, maka yang demikian itu benar adanya, dan kalau mereka tidak melihat apa yang kalian lihat, maka yang demikian itu merupakan sihir yang dilakukan terhadap kalian.”
Kemudian para musafir yang tiba dari berbagai penjuru ditanya, maka bereka menjawab : “Kami melihatnya” maka terbuktilah kebesaran Allah melalui mukzijat dari Rasulullah SAW.
Semoga menginspirasi dan sanggup menambah kecintaan kita kepada Nabi Muhammad SAW.
Belum ada Komentar untuk "Kisah Bulan Terbelah Menjadi Dua Di Jaman Rosulullah Saw"
Posting Komentar