Cerita Rakyat Indonesia Ihwal Keong Mas.
Selamat datang di weblog , pada kesempatan ini, kami berbagi dongeng rakyat Republic of Indonesia sebagai hiburan di sela-sela istirahat yaitu Keong Mas.
Cerita rakyat yakni dongeng legenda daerah yang berkembang di indonesia yang dipelihara oleh warga dan kadang dipercayai kebenarannya sebagai bencana nyata, namun tak jarang beberapa orang menganggapnya hanya mitos dan dongeng belaka. Berikut salah satu contoh dongeng rakyat yakni Keong Emas.
Alkisah pada jaman dahulu kala hiduplah seorang cowok bernama Galoran. Ia termasuk orang yang disegani lantaran yakni kekayaan dan pangkat orangtuanya. Namun Galoran sangatlah malas dan boros. Sehari-hari kerjanya hanya menghambur-hamburkan harta orangtuanya, bahkan pada waktu orang tuanya meninggal dunia ia semakin sering berfoya-foya. Karena itu lama kelamaan habislah harta orangtuanya. Walaupun demikian tidak membuat Galoran sadar juga, bahkan waktu dihabiskannya dengan hanya bermalas-malasan dan berjalan-jalan. Iba warga kampung melihatnya. Namun setiap kali ada yang menyampaikan pekerjaan kepadanya, Galoran hanya makan dan tidur saja tanpa mau melakukan pekerjaan tersebut. Namun alhasil galoran dipungut oleh seorang janda berkecukupan untuk dijadikan sobat hidupnya. Hal ini membuat Galoran sangat bahagia ; “Pucuk dicinta ulam pun tiba”, demikian pikir Galoran.
Janda tersebut mempunyai seorang anak perempuan yang sangat rajin dan pandai menenun, namanya Jambean. Begitu bagusnya tenunan Jambean sampai dikenal diseluruh dusun tersebut. Namun Galoran sangat membenci anak tirinya itu, lantaran yakni seringkali Jambean menegurnya lantaran yakni selalu bermalas-malasan.
Rasa benci Galoran sedemikian dalamnya, sampai tega merencanakan pembunuhan anak tirinya sendiri. Dengan tajam ia berkata pada istrinya : ” Hai, Nyai, sungguh beraninya Jambean kepadaku. Beraninya ia menasehati orangtua! Patutkah itu ?” “Sabar, Kak. Jambean tidak bermaksud buruk terhadap kakak” bujuk istrinya itu. “Tahu saya mengapa ia berbuat bernafsu padaku, semoga saya pergi meninggalkan rumah ini !” seru nya lagi sambil melototkan matanya. “Jangan begitu kak, Jambean hanya sekedar mengingatkan semoga kakak mau bekerja” demikian usaha sang istri meredakan amarahnya. “Ah .. omong kosong. Pendeknya sekarang engkau harus memilih .. saya atau anakmu !” demikian Galoran mengancam.
Sedih hati ibu Jambean. Sang ibu menangis siang-malam lantaran yakni galau hatinya. Ratapnya : ” Sampai hati bapakmu menyiksaku jambean. Jambean anakku, mari kemari nak” serunya lirih. “Sebentar mak, tinggal sedikit tenunanku” jawab Jambean. “Nah simpulan sudah” serunya lagi. Langsung Jambean menerima ibunya yang tengah bersedih. “Mengapa emak bersedih saja” tanyanya dengan iba. Maka diceritakanlah planning bapak Jambean yang merencanakan akan membunuh Jambean.
Dengan murung Jambean pun berkata, ” Sudahlah mak jangan bersedih, biarlah saya memenuhi harapan bapak. Yang benar alhasil akan bahagia mak”. “Namun hanya satu pesanku mak, apabila saya sudah dibunuh ayah janganlah mayatku ditanam tapi buang saja ke bendungan” jawabnya lagi. Dengan sangat murung sang ibu pun mengangguk-angguk. Akhirnya Jambean pun dibunuh oleh ayah tirinya, dan sesuai undangan Jambean sang ibu membuang mayatnya di bendungan. Dengan abnormal batang tubuh dan kepala Jambean bermetamorfosis udang dan siput, atau disebut juga dengan keong dalam bahasa Jawanya.
Tersebutlah di Desa Dadapan dua orang janda bersaudara bernama Mbok Rondo Sambega dan Mbok Rondo Sembadil. Kedua janda itu hidup dengan sangat melarat dan bermata pencaharian mengumpulkan kayu dan daun talas. Suatu hari kedua bersaudara tersebut pergi ke erat bendungan untuk mencari daun talas. Sangat terpana mereka melihat udang dan siput yang berwarna kuning keemasan. “Alangkah indahnya udang dan siput ini” seru Mbok Rondo Sambega “Lihatlah betapa indahnya warna kulitnya, kuning keemasan. Ingin saya sanggup memeliharanya” serunya lagi. “Yah sangat indah, kita bawa saja udang dan keong ini pulang” sahut Mbok Rondo Sembadil.
Maka dipungutnya udang dan siput tersebut untuk dibawa pulang. Kemudian udang dan siput tersebut mereka taruh di dalam tempayan tanah liat di dapur. Sejak mereka memelihara udang dan siput emas tersebut kehidupan merekapun berubah. Terutama setiap sehabis pulang bekerja, didapur telah tersedia lauk pauk dan rumah menjadi sangat rapih dan bersih. Mbok Rondo Sambega dan Mbok Rondo Sembadil juga merasa keheranan dengan adanya hal tersebut. Sampai pada suatu hari mereka berencana untuk mencari tahu siapakah gerangan yang melakukan hal tersebut.
Suatu hari mereka mirip biasanya pergi untuk mencari kayu dan daun talas, mereka berpura-pura pergi dan kemudian sehabis berjalan agak jauh mereka segera kembali menyelinap ke dapur. Dari dapur terdengar suara gemerisik, kedua bersaudara itu segera mengintip dan melihat seorang gadis anggun keluar dari tempayan tanah liat yang berisi udang dan Keong Emas peliharaan mereka. “tentu ia yakni jelmaan keong dan udang emas itu” bisik Mbok Rondo Sambega kepada Mbok Rondo Sembadil. “Ayo kita tangkap sebelum berkembang menjadi kembali menjadi udang dan Keong Emas” bisik Mbok Rondo Sembadil.
Dengan perlahan-lahan mereka masuk ke dapur, kemudian ditangkapnya gadis yang sedang asik memasak itu. “Ayo ceritakan lekas nak, siapa gerangan kamu itu” desak Mbok Rondo Sambega “Bidadarikah kamu ?” sahutnya lagi. “bukan Mak, saya manusia biasa yang lantaran yakni dibunuh dan dibuang oleh orang anyir tanah saya, maka saya berkembang menjadi menjadi udang dan keong” sahut Jambean lirih. “terharu mendengar dongeng Jambean kedua bersaudara itu alhasil mengambil Keong Emas sebagai anak angkat mereka. Sejak itu Keong Emas membantu kedua bersaudara tersebut dengan menenun. Tenunannya sangat indah dan bagus sehingga terkenallah tenunan terebut keseluruh negeri, dan kedua janda bersaudara tersebut menjadi bertambah kaya dari hari kehari.
Sampailah tenunan tersebut di ibu kota kerajaan. Sang raja muda sangat tertarik dengan tenunan buatan Jambean atau Keong Emas tersebut. Akhirnya raja menetapkan untuk meninjau sendiri pembuatan tenunan tersebut dan pergi meninggalkan kerajaan dengan menyamar sebagai saudagar kain. Akhirnya tahulah raja wacana Keong Emas tersebut, dan sangat tertarik oleh kecantikan dan kerajinan Keong Emas. Raja menitahkan kedua bersaudara tersebut untuk membawa Jambean atau Keong Emas untuk masuk ke kerajaan dan meminang si Keong Emas untuk dijadikan permaisurinya. Betapa bahagia hati kedua janda bersaudara tersebut.
Demikian, semoga terhibur.
Cerita rakyat yakni dongeng legenda daerah yang berkembang di indonesia yang dipelihara oleh warga dan kadang dipercayai kebenarannya sebagai bencana nyata, namun tak jarang beberapa orang menganggapnya hanya mitos dan dongeng belaka. Berikut salah satu contoh dongeng rakyat yakni Keong Emas.
Keong Mas
Alkisah pada jaman dahulu kala hiduplah seorang cowok bernama Galoran. Ia termasuk orang yang disegani lantaran yakni kekayaan dan pangkat orangtuanya. Namun Galoran sangatlah malas dan boros. Sehari-hari kerjanya hanya menghambur-hamburkan harta orangtuanya, bahkan pada waktu orang tuanya meninggal dunia ia semakin sering berfoya-foya. Karena itu lama kelamaan habislah harta orangtuanya. Walaupun demikian tidak membuat Galoran sadar juga, bahkan waktu dihabiskannya dengan hanya bermalas-malasan dan berjalan-jalan. Iba warga kampung melihatnya. Namun setiap kali ada yang menyampaikan pekerjaan kepadanya, Galoran hanya makan dan tidur saja tanpa mau melakukan pekerjaan tersebut. Namun alhasil galoran dipungut oleh seorang janda berkecukupan untuk dijadikan sobat hidupnya. Hal ini membuat Galoran sangat bahagia ; “Pucuk dicinta ulam pun tiba”, demikian pikir Galoran.
Janda tersebut mempunyai seorang anak perempuan yang sangat rajin dan pandai menenun, namanya Jambean. Begitu bagusnya tenunan Jambean sampai dikenal diseluruh dusun tersebut. Namun Galoran sangat membenci anak tirinya itu, lantaran yakni seringkali Jambean menegurnya lantaran yakni selalu bermalas-malasan.
Rasa benci Galoran sedemikian dalamnya, sampai tega merencanakan pembunuhan anak tirinya sendiri. Dengan tajam ia berkata pada istrinya : ” Hai, Nyai, sungguh beraninya Jambean kepadaku. Beraninya ia menasehati orangtua! Patutkah itu ?” “Sabar, Kak. Jambean tidak bermaksud buruk terhadap kakak” bujuk istrinya itu. “Tahu saya mengapa ia berbuat bernafsu padaku, semoga saya pergi meninggalkan rumah ini !” seru nya lagi sambil melototkan matanya. “Jangan begitu kak, Jambean hanya sekedar mengingatkan semoga kakak mau bekerja” demikian usaha sang istri meredakan amarahnya. “Ah .. omong kosong. Pendeknya sekarang engkau harus memilih .. saya atau anakmu !” demikian Galoran mengancam.
Sedih hati ibu Jambean. Sang ibu menangis siang-malam lantaran yakni galau hatinya. Ratapnya : ” Sampai hati bapakmu menyiksaku jambean. Jambean anakku, mari kemari nak” serunya lirih. “Sebentar mak, tinggal sedikit tenunanku” jawab Jambean. “Nah simpulan sudah” serunya lagi. Langsung Jambean menerima ibunya yang tengah bersedih. “Mengapa emak bersedih saja” tanyanya dengan iba. Maka diceritakanlah planning bapak Jambean yang merencanakan akan membunuh Jambean.
Dengan murung Jambean pun berkata, ” Sudahlah mak jangan bersedih, biarlah saya memenuhi harapan bapak. Yang benar alhasil akan bahagia mak”. “Namun hanya satu pesanku mak, apabila saya sudah dibunuh ayah janganlah mayatku ditanam tapi buang saja ke bendungan” jawabnya lagi. Dengan sangat murung sang ibu pun mengangguk-angguk. Akhirnya Jambean pun dibunuh oleh ayah tirinya, dan sesuai undangan Jambean sang ibu membuang mayatnya di bendungan. Dengan abnormal batang tubuh dan kepala Jambean bermetamorfosis udang dan siput, atau disebut juga dengan keong dalam bahasa Jawanya.
Tersebutlah di Desa Dadapan dua orang janda bersaudara bernama Mbok Rondo Sambega dan Mbok Rondo Sembadil. Kedua janda itu hidup dengan sangat melarat dan bermata pencaharian mengumpulkan kayu dan daun talas. Suatu hari kedua bersaudara tersebut pergi ke erat bendungan untuk mencari daun talas. Sangat terpana mereka melihat udang dan siput yang berwarna kuning keemasan. “Alangkah indahnya udang dan siput ini” seru Mbok Rondo Sambega “Lihatlah betapa indahnya warna kulitnya, kuning keemasan. Ingin saya sanggup memeliharanya” serunya lagi. “Yah sangat indah, kita bawa saja udang dan keong ini pulang” sahut Mbok Rondo Sembadil.
Maka dipungutnya udang dan siput tersebut untuk dibawa pulang. Kemudian udang dan siput tersebut mereka taruh di dalam tempayan tanah liat di dapur. Sejak mereka memelihara udang dan siput emas tersebut kehidupan merekapun berubah. Terutama setiap sehabis pulang bekerja, didapur telah tersedia lauk pauk dan rumah menjadi sangat rapih dan bersih. Mbok Rondo Sambega dan Mbok Rondo Sembadil juga merasa keheranan dengan adanya hal tersebut. Sampai pada suatu hari mereka berencana untuk mencari tahu siapakah gerangan yang melakukan hal tersebut.
Suatu hari mereka mirip biasanya pergi untuk mencari kayu dan daun talas, mereka berpura-pura pergi dan kemudian sehabis berjalan agak jauh mereka segera kembali menyelinap ke dapur. Dari dapur terdengar suara gemerisik, kedua bersaudara itu segera mengintip dan melihat seorang gadis anggun keluar dari tempayan tanah liat yang berisi udang dan Keong Emas peliharaan mereka. “tentu ia yakni jelmaan keong dan udang emas itu” bisik Mbok Rondo Sambega kepada Mbok Rondo Sembadil. “Ayo kita tangkap sebelum berkembang menjadi kembali menjadi udang dan Keong Emas” bisik Mbok Rondo Sembadil.
Dengan perlahan-lahan mereka masuk ke dapur, kemudian ditangkapnya gadis yang sedang asik memasak itu. “Ayo ceritakan lekas nak, siapa gerangan kamu itu” desak Mbok Rondo Sambega “Bidadarikah kamu ?” sahutnya lagi. “bukan Mak, saya manusia biasa yang lantaran yakni dibunuh dan dibuang oleh orang anyir tanah saya, maka saya berkembang menjadi menjadi udang dan keong” sahut Jambean lirih. “terharu mendengar dongeng Jambean kedua bersaudara itu alhasil mengambil Keong Emas sebagai anak angkat mereka. Sejak itu Keong Emas membantu kedua bersaudara tersebut dengan menenun. Tenunannya sangat indah dan bagus sehingga terkenallah tenunan terebut keseluruh negeri, dan kedua janda bersaudara tersebut menjadi bertambah kaya dari hari kehari.
Sampailah tenunan tersebut di ibu kota kerajaan. Sang raja muda sangat tertarik dengan tenunan buatan Jambean atau Keong Emas tersebut. Akhirnya raja menetapkan untuk meninjau sendiri pembuatan tenunan tersebut dan pergi meninggalkan kerajaan dengan menyamar sebagai saudagar kain. Akhirnya tahulah raja wacana Keong Emas tersebut, dan sangat tertarik oleh kecantikan dan kerajinan Keong Emas. Raja menitahkan kedua bersaudara tersebut untuk membawa Jambean atau Keong Emas untuk masuk ke kerajaan dan meminang si Keong Emas untuk dijadikan permaisurinya. Betapa bahagia hati kedua janda bersaudara tersebut.
Demikian, semoga terhibur.
Belum ada Komentar untuk "Cerita Rakyat Indonesia Ihwal Keong Mas."
Posting Komentar