Tata Cara Berpuasa Dalam Islam.


Marhaban ya Ramadhan, pada kesempatan ini kami berbagi artikel kajian Ramadhan tentang Tata Cara Berpuasa Dalam Islam.

Bulan Ramadhan tinggal menghitung jari, segala persiapan harus matang sehingga sanggup melaksakan ibadah puasa dengan baik. Salah satu hal yang harus dipersiapkan ialah ilmu hal, yaitu ilmu yang dibutuhkan pada waktu ini mirip ilmu tata cara melaksakan ibadah puasa dengan benar sesuai dengan syariat agama sehingga diterima oleh Allah SWT. Selamat membaca !

Tata Cara Berpuasa Dalam Islam 

Berikut kami sajikan penjelasan tata cara berpuasa: 
1. Berniat puasa 
Niat dilakukan dalam hati lantaran tidak diriwayatkan dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam maupun dari para sobat radhiyallahu‘anhum mengucapkan/melafazhkan niat. Sedangkan yang paling paham dengan syariat ini ialah mereka. 

Tidak ada seorang pun yang menukilkan riwayat melafazhkan niat dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam baik dengan sanad yang shahih, dha’if, musnad (bersambung sanadnya) ataupun mursal (terputus sanadnya). Bahkan tidak ada nukilan dari para sahabat. 

Begitu pula tidak ada salah seorang pun dari kalangan tabi’in maupun imam yang empat yang menganggap baik hal ini. 

Maka yang sesuai dengan ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ialah tidak melafadzkan niat. 

Mudzakarah Syarat diterimanya suatu amalan adalah: Ikhlas lantaran Allah dan Sesuai dengan bimbingan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. 

Niat Puasa harus dilakukan sebelum terbit fajar. Berniat nrimo untuk melaksanakan perintah Allah, mengharap pahala yang Allah persiapkan bagi orang-orang yang berpuasa. 

Hal ini didasarkan pada sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang artinya, “Barang siapa tidak berniat untuk berpuasa semenjak sebelum fajar maka tidak ada puasa baginya (yakni puasanya tidak sah).” [H.R. Abu Dawud dan At-Tirmidzi dari Ummul Mukminin Hafshah radhiyallahu ‘anha. Hadits Shahih]. 

Syarat niat sebelum fajar pada hadis ini khusus untuk puasa wajib. Adapun puasa sunah boleh berniat setelah fajar. 

Berdasarkan sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Ummul Mukminin Aisyah radhiyallahu ‘anha mengisahkan, “Pada suatu hari pernah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam masuk menemuiku, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya, ‘Apakah engkau memiliki sesuatu (yang sanggup dimakan)?’ Aku menjawab, ‘Tidak.’ Beliau bersabda (artinya), ‘Kalau demikian saya akan berpuasa.’” Makan Sahur Hukum makan sahur ialah sunnah. 

Hal ini berdasarkan hadits dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu bergotong-royong Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

 تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِي السَّحُورِ بَرَكَةً “

Sahurlah kalian, lantaran sungguh dalam sahur terdapat berkah.” (Muttafaqun ‘alaih) 

Ulama dari kalangan mazhab Syafi’i mirip Imam an-Nawawi rahimahullah berkata, “Para ulama telah bersepakat wacana sunnahnya makan sahur dan bukan suatu kewajiban.” (Syarh Shahih Muslim, 7/207) 

Dalam riwayat lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mendorong kita biar tidak meninggalkan makan sahur walaupun sahur hanya dengan seteguk air. 

Sebagaimana dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Abu Sa’id Al Khudri radhiyallahu ‘anhu. Dia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:


السَّحُورُ أَكْلُهُ بَرَكَةٌ فَلَا تَدَعُوهُ وَلَوْ أَنْ يَجْرَعَ أَحَدُكُمْ جُرْعَةً مِنْ مَاءٍ 

“Makan sahur ialah berkah maka janganlah kalian meninggalkannya meskipun salah seorang di antara kalian hanya minum seteguk air.” (HR. Ahmad, Hadits Hasan) 

Berkata Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah: “Sahur sanggup diperoleh seseorang yang makan dan minum meskipun hanya sedikit.” (Fathul Bari, 4/166).


Selanjutnya...2. Makan Sahur.

Belum ada Komentar untuk "Tata Cara Berpuasa Dalam Islam."

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel