Tata Cara Pelaksanan Sholat Tarawih Lengkap Pembahasannya.
Marhaban ya Ramadahan, pada kesempatan ini kami mengembangkan artikel kajian Ramadhan tentang Tata Cara Pelaksanan Sholat Tarawih Lengkap Pembahasannya.
Tujuannya supaya kita mengetahui bagaimana tata cara pelaksanan Sholat Tarawih ala Rasullah dan para sahabatnya.
Tujuannya supaya kita mengetahui bagaimana tata cara pelaksanan Sholat Tarawih ala Rasullah dan para sahabatnya.
Tata Cara Pelaksanan Sholat Terawih Lengkap Pembahasannya
a. Shalat Tarawih
Shalat tarawih yaitu sholat sunnah yang disyariatkan pada malam bulan Ramadhan. Tarawih merupakan bentuk jamak dari tarwiihah (ŲŖŲ±ŁŁŲŲ©) yang artinya “waktu sesaat untuk istirahat.” Disebut demikian lantaran yaitu pada shalat tarawih ada waktu untuk beristirahat sejenak, khususnya setelah dua kali salam (empat rakaat).
a). Niat Sholat Tarawih
Artinya: “Aku niat Salat Tarawih dua rakaat menghadap kiblat sebagai makmum lantaran yaitu Allah Ta’ala”.
Artinya: “Aku niat Salat Tarawih dua rakaat menghadap kiblat lantaran yaitu Allah Ta’ala”
Artinya: “Saya niat sholat sunnah tarawih dua raka’at menghadap kiblat sebagai imam lantaran yaitu Allah Ta’ala.”
b). Niat Sholat Witir
Artinya: “Saya niat sholat witir satu rakaat menghadap qiblat menjadi makmum lantaran yaitu Allah ta’alaa”
Catatan: rokataini diganti dengan rok‘atan.
Artinya: “Saya niat sholat witir dua rakaat menghadap qiblat menjadi makmum lantaran yaitu Allah ta’alaa”
Artinya: “Saya berniat shalat witir tiga rakaat menghadap kiblat menjadi (ma’muman/imaman) lantaran yaitu Allah ta’alaa”
Shalat tarawih yaitu sholat sunnah yang disyariatkan pada malam bulan Ramadhan. Tarawih merupakan bentuk jamak dari tarwiihah (ŲŖŲ±ŁŁŲŲ©) yang artinya “waktu sesaat untuk istirahat.” Disebut demikian lantaran yaitu pada shalat tarawih ada waktu untuk beristirahat sejenak, khususnya setelah dua kali salam (empat rakaat).
a). Niat Sholat Tarawih
- Niat Sholat Tarawih Berjamaah – ii rakaat.
Ų§ُŲµَŁِّŁ Ų³ُŁَّŲ©َ Ų§ŁŲŖَّŲ±َŲ§ŁِŁْŲِ Ų±َŁْŲ¹َŲŖَŁْŁِ Ł ُŲ³ْŲŖَŁْŲØِŁَ Ų§ŁْŁِŲØْŁَŲ©ِ Ł َŲ£ْŁ ُŁْŁ ًŲ§ ِŁŁŁِ ŲŖَŲ¹َŲ§ŁَŁUshalli sunnatat taraawiihi rak’ataini mustaqbilal qiblati ma’muman lillahi ta’aalaa.
Artinya: “Aku niat Salat Tarawih dua rakaat menghadap kiblat sebagai makmum lantaran yaitu Allah Ta’ala”.
- Niat Sholat Tarawih Sendiri (Munfarid) – ii rakaat.
Ų§ُŲµَŁِّŁ Ų³ُŁَّŲ©َ Ų§ŁŲŖَّŲ±َŲ§ŁِŁْŲِ Ų±َŁْŲ¹َŲŖَŁْŁِ Ł ُŲ³ْŲŖَŁْŲØِŁَ Ų§ŁْŁِŲØْŁَŲ©ِ ِŁŁŁِ ŲŖَŲ¹َŲ§ŁَŁUsholli sunnatattarowihi rok’ataini mustaqbilal qiblati lillahi ta’ala
Artinya: “Aku niat Salat Tarawih dua rakaat menghadap kiblat lantaran yaitu Allah Ta’ala”
- Niat Sholat Tarawih sebagai Imam – ii rakaat
Ų§ُŲµَŁِّŁ Ų³ُŁَّŲ©َ Ų§ŁŲŖَّŲ±َŲ§ŁِŁْŲِ Ų±َŁْŲ¹َŲŖَŁْŁِ Ł ُŲ³ْŲŖَŁْŲØِŁَ Ų§ŁْŁِŲØْŁَŲ©ِ Ų„ِŁ َŲ§Ł ًŲ§ ِŁŁŁِ ŲŖَŲ¹َŲ§ŁَŁUshollii sunnatat-taraawiihi rok’ataini mustaqbilal qiblati imaaman lillaahi ta’alaa
Artinya: “Saya niat sholat sunnah tarawih dua raka’at menghadap kiblat sebagai imam lantaran yaitu Allah Ta’ala.”
b). Niat Sholat Witir
- Niat Sholat Witir – i rakaat
Ų§ُŲµَŁِّŁ Ų³ُŁًّŲ©َ Ų§ŁْŁِŲŖْŲ±ِŲ±َŁْŲ¹َŲŖَŁْŁ Ł ُŲ³ْŲŖَŁْŲØِŁَ Ų§ŁْŁِŲØْŁَŲ©ِ Ų§َŲÆَŲ§Ų”ً Ł َŲ£ْŁ ُŁْŁ ًŲ§ِŁŁŁِ ŲŖَŲ¹َŲ§ŁَŁUshallii sunnatal witri rok‘atan mustaqbilal qiblati adaa’an (ma’muman/imaman) lillaahi ta’alaa.
Artinya: “Saya niat sholat witir satu rakaat menghadap qiblat menjadi makmum lantaran yaitu Allah ta’alaa”
Catatan: rokataini diganti dengan rok‘atan.
- Niat Sholat Witir – ii rakaat
Ų§ُŲµَŁِّŁ Ų³ُŁًّŲ©َ Ų§ŁْŁِŲŖْŲ±ِŲ±َŁْŲ¹َŲŖَŁْŁ Ł ُŲ³ْŲŖَŁْŲØِŁَ Ų§ŁْŁِŲØْŁَŲ©ِ Ų§َŲÆَŲ§Ų”ً Ł َŲ£ْŁ ُŁْŁ ًŲ§ِŁŁŁِ ŲŖَŲ¹َŲ§ŁَŁUshallii sunnatal witri dua rakaat mustaqbilal qiblati adaa’an (ma’muman/imaman) lillaahi ta’alaa.
Artinya: “Saya niat sholat witir dua rakaat menghadap qiblat menjadi makmum lantaran yaitu Allah ta’alaa”
- Niat Sholat Witir – iii rakaat
Ų§ُŲµَŁِّŁ Ų³ُŁًّŲ©َ Ų§ŁْŁِŲŖْŲ±ِ Ų«َŁŲ§َŲ«َ Ų±َŁَŲ¹َŲ§ŲŖٍ Ł ُŲ³ْŲŖَŁْŲØِŁَ Ų§ŁْŁِŲØْŁَŲ©ِ Ų§َŲÆَŲ§Ų”ً Ł َŲ£ْŁ ُŁْŁ ًŲ§ ِŁŁŁِ ŲŖَŲ¹َŲ§ŁَŁUshallii sunnatal witri tsalaasa roka’aatin mustaqbilal qiblati adaa’an (ma’muman/imaman) lillaahi ta’alaa
Artinya: “Saya berniat shalat witir tiga rakaat menghadap kiblat menjadi (ma’muman/imaman) lantaran yaitu Allah ta’alaa”
b. Hukum Shalat Tarawih
Hukum shalat tarawih yaitu sunnah bagi muslim laki-laki dan perempuan. Ia boleh dikerjakan berjamaah maupun sendiri-sendiri, namun menurut jumhur ulama lebih utama dikerjakan secara berjamaah di masjid.
Awalnya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengerjakan shalat tarawih berjamaah bersama para sahabat. Namun Rasulullah kemudian menghentikannya lantaran yaitu khawatir shalat tarawih dianggap wajib.
Ų¹َŁْ Ų£َŲØِŁ ŁُŲ±َŁْŲ±َŲ©َ ŁَŲ§Łَ ŁَŲ§Łَ Ų±َŲ³ُŁŁُ Ų§ŁŁَّŁِ -ŲµŁŁ Ų§ŁŁŁ Ų¹ŁŁŁ ŁŲ³ŁŁ - ŁُŲ±َŲŗِّŲØُ ŁِŁ ŁِŁَŲ§Ł ِ Ų±َŁ َŲ¶َŲ§Łَ Ł ِŁْ ŲŗَŁْŲ±ِ Ų£َŁْ ŁَŲ£ْŁ ُŲ±َŁُŁ ْ ŁِŁŁِ ŲØِŲ¹َŲ²ِŁŁ َŲ©ٍ ŁَŁَŁُŁŁُ Ł َŁْ ŁَŲ§Ł َ Ų±َŁ َŲ¶َŲ§Łَ Ų„ِŁŁ َŲ§ŁًŲ§ ŁَŲ§ŲْŲŖِŲ³َŲ§ŲØًŲ§ ŲŗُŁِŲ±َ ŁَŁُ Ł َŲ§ ŲŖَŁَŲÆَّŁ َ Ł ِŁْ Ų°َŁْŲØِŁِ
Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menganjurkan supaya mengerjakan shalat malam di bulan Ramadhan tetapi tidak mewajibkannya. Beliau bersabda: “Barangsiapa berdiri pada malam bulan Ramadhan lantaran yaitu keyakinan dan mengarapkan perhitungan dari Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Muslim)
Ų¹َŁْ Ų¹َŲ§Ų¦ِŲ“َŲ©َ Ų£ُŁ ِّ Ų§ŁْŁ ُŲ¤ْŁ ِŁِŁŁَ – Ų±Ų¶Ł Ų§ŁŁŁ Ų¹ŁŁŲ§ Ų£َŁَّ Ų±َŲ³ُŁŁَ Ų§ŁŁَّŁِ – ŲµŁŁ Ų§ŁŁŁ Ų¹ŁŁŁ ŁŲ³ŁŁ – ŲµَŁَّŁ Ų°َŲ§ŲŖَ ŁَŁْŁَŲ©ٍ ŁِŁ Ų§ŁْŁ َŲ³ْŲ¬ِŲÆِ ŁَŲµَŁَّŁ ŲØِŲµَŁŲ§َŲŖِŁِ ŁَŲ§Ų³ٌ ، Ų«ُŁ َّ ŲµَŁَّŁ Ł ِŁَ Ų§ŁْŁَŲ§ŲØِŁَŲ©ِ ŁَŁَŲ«ُŲ±َ Ų§ŁŁَّŲ§Ų³ُ ، Ų«ُŁ َّ Ų§Ų¬ْŲŖَŁ َŲ¹ُŁŲ§ Ł ِŁَ Ų§ŁŁَّŁْŁَŲ©ِ Ų§ŁŲ«َّŲ§ŁِŲ«َŲ©ِ Ų£َŁِ Ų§ŁŲ±َّŲ§ŲØِŲ¹َŲ©ِ ، ŁَŁَŁ ْ ŁَŲ®ْŲ±ُŲ¬ْ Ų„ِŁَŁْŁِŁ ْ Ų±َŲ³ُŁŁُ Ų§ŁŁَّŁِ – ŲµŁŁ Ų§ŁŁŁ Ų¹ŁŁŁ ŁŲ³ŁŁ – ، ŁَŁَŁ َّŲ§ Ų£َŲµْŲØَŲَ ŁَŲ§Łَ ŁَŲÆْ Ų±َŲ£َŁْŲŖُ Ų§ŁَّŲ°ِŁ ŲµَŁَŲ¹ْŲŖُŁ ْ ŁَŁَŁ ْ ŁَŁ ْŁَŲ¹ْŁِŁ Ł ِŁَ Ų§ŁْŲ®ُŲ±ُŁŲ¬ِ Ų„ِŁَŁْŁُŁ ْ Ų„ِŁŲ§َّ Ų£َŁِّŁ Ų®َŲ“ِŁŲŖُ Ų£َŁْ ŲŖُŁْŲ±َŲ¶َ Ų¹َŁَŁْŁُŁ ْ
Dari Aisyah Ummul Mukminin radhiyallahu ‘anha bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam shalat di masjid pada suatu malam, kemudian orang-orang ikut shalat bersama beliau. Malam berikutnya dia shalat lagi dan orang yang ikut semakin banyak. Pada malam ketiga dan keempat orang-orang berkumpul lagi tapi Rasulullah tidak keluar untuk shalat bersama mereka. Pagi harinya dia bersabda: “Aku telah melihat apa yang kalian lakukan dan tidak ada yang menahanku untuk keluar kecuali kekhawatiranku akan difardhukannya shalat itu atas kalian.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Pada riwayat Muslim dijelaskan bahwa waktu itu yaitu bulan Ramadhan.
Awalnya, sholat ini wajib bagi kaum muslimin. Setelah turun perintah sholat lima waktu, sholat ini menjadi sunnah muakkadah (sunnah yang sangat dianjurkan) bagi kaum muslimin. Sedangkan khusus bagi Rasulullah, sholat ini hukumnya wajib sehingga dia tidak pernah meninggalkannya.
c. Waktu dan Jumlah Rakaat
Shalat tarawih disyariatkan pada malam bulan Ramadhan, waktunya mulai setelah shalat isya’ sampai selesai malam. Ia dikerjakan setelah shalat isya’ sebelum shalat witir. Boleh dikerjakan setelah witir namun tidak afdhal.
Lama shalat witir perlu dipertimbangkan sesuai kondisi jamaah. Meskipun Rasulullah mengerjakan sangat panjang waktunya, namun perlu dipertimbangkan semoga tidak memberatkan jamaah, khususnya di zaman sekarang.
Rasulullah mengerjakan shalat tarawih delapan rakaat kemudian witir tiga rakaat. Namun waktunya lama lantaran yaitu bacaan dia panjang-panjang. Di zaman Umar bin Khattab, shalat tarawih dikerjakan dua puluh rakaat, ditambah witir tiga rakaat. Syaikh Wahbah Az Zuhaili menjelaskan bahwa jumlah rakaat tersebut merupakan ijma’ sahabat pada waktu itu.
Jadi, masalah jumlah rakaat shalat tarawih ini merupakan masalah furu’iyah yang para ulama memiliki hujjah sendiri-sendiri. Sebagian ulama shalat tarawih delapan rakaat lantaran yaitu berpegang pada hadits Aisyah yang menyebutkan shalat malam Rasulullah baik di bulan Ramadhan atau bulan lainnya tidak pernah lebih dari eleven rakaat.
Sebagian ulama shalat tarawih xx rakaat lantaran yaitu mengikuti kaum Muhajirin dan Anshar yang juga dilakukan pada masa khalifah Umar. Sebagian ulama lainnya shalat tarawih 36 rakaat lantaran yaitu mencontoh masa Khalifah Umar bin Abdul Aziz.
Menurut Ibnu Taimiyah, seluruh pendapat di atas bagus. Imam Ahmad juga berpendapat jumlah rakaat shalat tarawih tidak dibatasi; delapan rakaat boleh, xx rakaat boleh, 36 rakaat juga boleh.
Demikian, semoga bermanfaat.
Belum ada Komentar untuk "Tata Cara Pelaksanan Sholat Tarawih Lengkap Pembahasannya."
Posting Komentar