Ayat Al-Qur'an Wacana Ajuan Bertoleransi Antar Umat Beragama

Manusia merupakan makhluk sosial, yang saling membutuhkan satu sama lain. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Dengan demikian, perlu ditumbuhkan perilaku toleran dan tenggang rasa semoga senantiasa saling menutupi kekurangan masing-masing.

Sikap toleransi tidak memandang suku, bangsa, dan ras. Di hadapan Allah semuanya memiliki hak dan kewajiban yang sama. Adapun yang membedakannya hanyalah kepercayaan dan takwa.

Ayat-ayat Al-Qur'an yang menandakan wacana anjuran bertoleransi antar umat beragama antara lain Surah Al-Kafirun, Yunus ayat 40-41, dan Surah Al-Kahfi ayat 29. Berikut ini akan saya bahasa secara lengkap dan rinci.



Surah Al-Kafirun


قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ . لَا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ . وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ . وَلَا أَنَا عَابِدٌ مَا عَبَدْتُمْ . وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ . لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ

Artinya: Katakanlah: "Hai orang-orang kafir, saya tidak akan menyembah apa yang kau sembah. Dan kau bukan penyembah Tuhan yang saya sembah. Dan saya tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang saya sembah. Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku."

Surah Al-Kafirun termasuk golongan surah Makiyah. Surat Al-Kafirun diturunkan secara keseluruhan untuk menjawab fatwa orang-orang Quraisy kepada Nabi Muhammad saw. semoga mau berkompromi bergantian dalam menyembah Tuhan yang disembah oleh orang-orang Quraisy dan Tuhan yang disembah oleh Nabi Muhammad saw.. Tentu saja undangan mereka itu ditolak oleh Nabi Muhammad dan turunlah Surah Al-Kafirun yang terdiri atas half-dozen ayat itu.

Dalam sebuah riwayat diterangkan bahwa tokoh-tokoh orang kafir yang menemui Nabi Muhammad antara lain Walid bin Mughirah, Al-'Ash bin Wa'il As-Sahim, Al-Aswad bin Abdul Muttalib, Umayyah bin Khalaf, dan tokoh-tokoh kafir Quraisy lainnya.

Surah Al-Kafirun ayat 1-6 menjelaskan wacana tidak adanya paksaan dalam beragama. Dalam surah tersebut Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad beserta pengikutnya, semoga tidak menyembah apa yang disembah oleh orang-orang kafir dan orang-orang kafir pun bukan penyembah Tuhan yang disembah oleh Nabi Muhammad.

Pada intinya kita harus saling menghormati agama orang lain, alasannya ialah intinya kita yaitu saudara.


Surah Yunus 40-41


وَمِنْهُمْ مَنْ يُؤْمِنُ بِهِ وَمِنْهُمْ مَنْ لَا يُؤْمِنُ بِهِ ۚ وَرَبُّكَ أَعْلَمُ بِالْمُفْسِدِينَ . وَإِنْ كَذَّبُوكَ فَقُلْ لِي عَمَلِي وَلَكُمْ عَمَلُكُمْ ۖ أَنْتُمْ بَرِيئُونَ مِمَّا أَعْمَلُ وَأَنَا بَرِيءٌ مِمَّا تَعْمَلُونَ

Artinya: Di antara mereka ada yang beriman kepada Al Quran, dan diantaranya ada (pula) orang-orang yang tidak beriman kepadanya. Tuhan mu lebih mengetahui wacana orang-orang yang berbuat kerusakan. Jika mereka mendustakan kamu, maka katakanlah "Bagiku pekerjaanku dan Bagimu pekerjaanmu. Kamu berlepas diri terhadap apa yang saya kerjakan dan saya pun berlepas diri terhadap apa yang kau kerjakan.

Dalam ayat xl surah Yunus dijelaskan bahwa tidak semua orang mengakui akan kebenaran isi ayat-ayat Al-Qur'an yang merupakan firman Allah swt.. Hal itu juga terjadi dikalangan umat Islam sendiri, sebagian umat Islam ada yang benar-benar beriman atau mempercayai kebenaran isi ayat-ayat Al-Qur'an dan sebagian yang lain ada yang mendustakannya, tetapi ada juga yang sebelumnya mendustakan dan kemudian beriman kepada (Al-Qur'an) sesudah tiba penjelasan dan tampak hakikatnya.

Padahal sebelumnya mereka berusaha untuk menentangnya dengan mengerahkan segala kekuasaan, namun ternyata tidak sanggup menghadapinya.

Ayat xl juga menjelaskan bahwa Allah-lah yang memperlihatkan hidayah kepada siapapun yang dikehendaki-Nya dan mencabut hidayah kepada siapapun yang dikehendaki-Nya. Allah lebih tahu wacana orang-orang yang membuat kerusakan dibumi dengan kemusyrikan, kezaliman, dan kedurhakaan alasannya ialah mereka tidak memiliki kesiapan untuk beriman.

Dalam ayat 41, Allah memperlihatkan pengajaran kepada Nabi Muhammad dalam menghadapi orang-orang kafir dan musyrik yang mendustakannya. Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad saw. semoga mengatakan: "bagiku amalku" yaitu menawarkan wahyu dengan jelas, memberi peringatan, dan kabar gembira.

Aku ini bukan penguasa atau pemaksa. Sedangkan bagimu amalmu yaitu kezaliman dan kerusakan yang kau akan diberi tamat hasilnya pada hari hisab. Kalian tidak akan menerima sanksi lantaran perbuatan kalian.

Inilah prinsip yang harus ditanamkan dalam ditanamkan sebagai langsung muslim dalam bertoleransi antar umat beragama.


Surah Al-Kahfi 29


وَقُلِ الْحَقُّ مِنْ رَبِّكُمْ ۖ فَمَنْ شَاءَ فَلْيُؤْمِنْ وَمَنْ شَاءَ فَلْيَكْفُرْ ۚ إِنَّا أَعْتَدْنَا لِلظَّالِمِينَ نَارًا أَحَاطَ بِهِمْ سُرَادِقُهَا ۚ وَإِنْ يَسْتَغِيثُوا يُغَاثُوا بِمَاءٍ كَالْمُهْلِ يَشْوِي الْوُجُوهَ ۚ بِئْسَ الشَّرَابُ وَسَاءَتْ مُرْتَفَقًا

Artinya: Dan katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barang siapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barang siapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir. "Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang-orang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. Dan jikalau mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air ibarat besi yang mendidih yang menghanguskan wajah. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek.

Surat Al-Kahfi ayat 29 menandakan bahwa agama Islam mengajarkan kerukunan, baik terhadap sesama muslim maupun dengan nonmuslim. Tidak ada pemaksaan terhadap seseorang atau kelompok untuk memeluk agama Islam.

Agama Islam sangat menghargai pemeluk agama lain, sebagai mana dijelaskan dalam firman Allah swa. yang artinya:

"Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam), bergotong-royong telah terperinci jalan yang benar dari jalan yang salah. Oleh alasannya ialah itu, barang siapa yang ingkar kepada tagut dan beriman kepada Allah, maka bergotong-royong ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui." (Q.S. Al-Baqarah (2): 256)

Dengan demikian jelaslah bahwa Islam sangat menghargai kebebasan untuk memeluk agama dan beribadah sesuai fatwa atau syariat agamanya masing-masing. Meskipun demikian, dalam surah Al-Kahfi ayat 29, Allah memperlihatkan ancaman kepada orang-orang kafir, yaitu berupa neraka. Apabila mereka meminta minum maka akan diberi minum dengan air ibarat besi yang mendidih yang menghanguskan wajah. Na'uzubillah.


* Membiasakan Perilaku Toleransi

Kita sanggup membiasakan perilaku toleransi dalam kehidupan sehari-hari, yang tercermin dalam Surah Al-Kafirun, Surah Yunus ayat 40-41, dan Surah Al-Kahfi ayat, antara lain:
  1. Tidak membeda-bedakan orang lain dan bersikap adil meskipun terhadap keluarga dan diri sendiri.
  2. Tidak memaksakan kehendak, kepercayaan, atau keyakinan terhadap golongan lain, apalagi dengan jalan kekerasan.
  3. Memperkokoh keyakinan Islam dengan banyak mengkaji atau mendalami ilmunya.
  4. Menjadikan Al-Quran sebagai skenario kehidupan dan rajin mengkaji pesan yang tersirat yang terkandung didalamnya.
  5. Menjalankan Al-Quran sebagai penuntun dan obat bagi hati sehingga berada dalam jalur rida Allah.


Demikian artikel mengenai ayat-ayat Al-Quran wacana anjuran bertoleransi antar umat beragama ini, semoga artikel ini sanggup bermanfaat dan menambah wawasan anda.

Belum ada Komentar untuk "Ayat Al-Qur'an Wacana Ajuan Bertoleransi Antar Umat Beragama"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel