8 Kriteria Pemilu Yang Demokratis Berdasarkan Austin Ranney

Menurut Austin Ranney, pemilu yang demokratis harus memenuhi kriteria-kriteria pokok, yakni sebagai berikut.

1. Hak Pilih Umum
Pemilu baru sanggup dinyatakan demokratis jikalau semua warga negara yang telah dewasa menikmati hak pilih pasif maupun aktif. Jika ada pembatasan, itu pun harus ditentukan secara demokrasi melalui peraturan resmi, misalnya undang-undang. Sebagai pola pembatasan terhadap warga negara yang hilang ingatan.

2. Kesetaraan Bobot Suara
Berlakunya prinsip hak pilih umum memang perlu tapi belum mencukupi. Harus ada jaminan bahwa bunyi tiap-tiap pemilih diberi bobot yang sama. Dengan kata lain tidak ada sekelompok warga negara, apapun kedudukannya, sejarah kehidupan, dan jasa-jasanya, yang memperoleh lebih banyak wakil dari warga lainnya. Oleh alasannya yaitu itu, kuota bagi sebuah bangku dewan perwakilan rakyat harus berlaku umum.

3. Tersedianya Pilihan yang Signifikan
Hak pilih maupun bobot bunyi yang setara antarsesama pemilih yang harus dihadapkan pada pilihan-pilihan yang cukup signifikan. Adapun perbedaan pilihan tersebut sanggup berupa perbedaan jumlah calon atau yang lebih rumit, misalnya perbedaan programme kerja atau bahkan ideologi.

4. Kebebasan Nominasi
Setiap pilihan harus tiba dari rakyat sendiri, sehingga prinsip ini sekaligus menyiratkan pentingnya kebebasan untuk berorganisasi. Melalui programme berorganisasi,  rakyat memiliki keleluasaan untuk mengajukan pendapat atau aspirasi mereka bagi kesejahteraan bangsa. Dan melalui organisasi ini pulalah, rakyat membina, menyeleksi, dan menominasikan calon-calon yang mereka nilai sanggup menerjemahkan kebijakan organisasi dalam penyelenggaraan pemerintahan negara. Jadi, dalam kebebasan organisasi terkandung pula kebebasan menominasikan calon wakil rakyat.

5. Persamaan Hak Kampanye
Setiap calon wakil rakyat memiliki visi dan misi yang berbeda. Visi serta misi ini harus diketahui secara jelas oleh rakyat. Oleh alasannya yaitu itulah, setiap calon wakil rakyat memiliki hak yang sama untuk melakukan kampanye. Selama masa kampanye inilah, para calon tersebut bebas untuk mengenalkan diri, visi, misi, dan programme kerja di masa datang. Segala hal yang didapat rakyat selama kampanye diharapkan sanggup memengaruhi pertimbangan mereka saat melakukan pemilihan.

6. Kebebasan dalam Memberikan Suara
Setiap pemilih harus memiliki kebebasan dalam menentukan pilihannya. Dengan kata lain, pada saat memilih, pemilih bebas menentukan sesuai dengan pertimbangan hati nurani tanpa ada paksaan atau tekanan dari pihak mana pun. Oleh alasannya yaitu itulah, pilihan seseorang harus terjamin kerahasiaannya dari pihak manapun termasuk pihak penguasa.

7. Kejujuran dalam Perhitungan Suara
Setelah pemilu terlaksana, maka penghitungan bunyi harus dilakukan secara jujur dan terbuka. Adanya pemantau pemilu independen untuk sanggup mengantisipasi terjadinya kecurangan dalam penghitungan suara.

8. Penyelenggaraan secara Periodik
Pemilu diselenggarakan untuk mengganti penguasa secara damai, terlembaga, dan berkala. Oleh alasannya yaitu itu, pemilu harus dilaksanakan secara periodik. Pemilu tidak sanggup dimajukan atau dimundurkan sekehendak hati penguasa alasannya yaitu pemilu bukanlah sarana untuk melanggengkan kekuasaan.

 pemilu yang demokratis harus memenuhi kriteria 8 Kriteria Pemilu yang Demokratis berdasarkan Austin Ranney

Demikian sedikit uraian mengenai pemilu. Sebagai sarana pengembangan budaya demokrasi, pemilu harus dilaksanakan dengan baik. Namun, ini bukan hanya peran pemerintah saja, rakyat sebagai insan politik harus bersedia ikut berpartisipasi dalam penyelenggaraan pemilu. Karena pelaksanaan pemilu yang lancar dan sukses akan menghasilkan wakil-wakil rakyat yang sanggup mewujudkan aspirasi rakyat demi terwujudnya kesejahteraan bangsa.

Belum ada Komentar untuk "8 Kriteria Pemilu Yang Demokratis Berdasarkan Austin Ranney"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel