Kultum Ramadhan Perihal Keutamaan Sifat Sabar.


Selamat tiba di spider web log , pada kesempatan ini kami membuatkan kultum Ramadhan tentang Keutamaan Sifat Sabar. 

Kultum ini sangat cocok sekali Digunakan pada bulan suci Ramadhan sebagai kajian Islam sebelum atau setelah melakukan sholat tarawih dan setelah sholat shubuh. 

Tujuannya yaitu sebagai refrensi kultum pada bulan suci Ramadhan yang sangat gampang dan uncomplicated bagi para santri dan santriwati.

Berikut referensi kultum Ramadhan versi  yang berjudul, 
"Keutamaan Sifat Sabar"
Assalamu'alaikum Wr. Wb 

Bapak-bapak, Ibu-ibu, dan saudara-saudara sekalian yang saya hormati.

Pertama kali, marilah kita memanjatkan puji syukur yang tiada terhingga kepada Allah SWT. Karena Dia telah memberi kita karunia dan nikmat yang sangat besar yaitu umur yang panjang, kesehatan yang baik, dan kesempatan yang luang sehingga kita semua sanggup menghadiri aktivitas ..... 

Tanpa ijin dari Allah tak mungkin kita sanggup hadir dan bermuwajahah di daerah ini.

Kedua kalinya, semoga keselamatan dan kesejahteraan tetap di limpahkan Allah kepada panutan kita semua, yakni Rasulullah saw, berikut para keluarganya, para sahabatnya,  para ulama-ulama dan segenap pengikutnya, umat Islam sekalian. Aamiin

Para Bapak, Ibu dan saudara-saudara sekalian.

Seorang muslim harus memiliki ahlak kenabian, yaitu akhlakul karimah. Selama kita tidak memiliki budi pekerti yang baik, maka belumlah dikatakan beriman. Salah satu dari sekian banyak akhlakul karimah yaitu sabar. Karena sabar yaitu ciri orang yang mukmin.

Sabar merupakan kekuatan dan daya positif yang mendorong jiwa untuk menunaikan kewajiban. Di samping itu, sabar yaitu suatu kekuatan yang sanggup menghalangi seseorang dalam melakukan kemaksiatan.

Rasulullah saw. bersabda, Sabar yaitu cahaya, artinya bahwa kesabaran itu merupakan hidayah yang tiba dari Allah. Yakni sebuah penerang yang membimbing seseorang untuk sanggup mengenal Allah S.W.T dan rasulNya, serta mengetahui maupun mengamalkan ajaran-ajaranNya, perintah-perintahNya dan menjauhi semua laranganNya. 

Oleh lantaran yaitu itu seseorang yang tetap tegak bertahan sehingga sanggup menundukan dorongan hawa nafsu secara terus menerus, maka ia termasuk orang yang sabar.

Sayidina Ali bin Abu Thaiib pernah berpesan, Seseorang dilarang takut kecuali kepada dosanya, dilarang berharap kecuali kepada Tuhannya. Jika mencar ilmu dilarang malu seandainya ia tidak tahu. Tidak boleh malu menyatakan saya tidak bisa. 

Dan ketahuilah bahwa sabar dalam menghadapi segala duduk occupation mirip kepala di badan, kemudian kalau kepala itu terlepas dari badannya, maka rusaklah tubuh tersebut. Demikian juga kalau sabar lepas dari suatu urusan, maka rusaklah urusan itu.

Bapak-bapak, Ibu-ibu dan saudara-saudara yang dirahmati Allah.
Untuk mengukur sejauh mana kadar keimanan dan kesabaran seseorang, maka Allah kemudian melimpahkan suatu ujian. Hanya saja ujian tersebut ada yang ringan dan ada yang berat.

Ujian atau cobaan itu adakalanya berupa kenikmatan, misalnya harta benda, jabatan dan sebagainya. Ada pula dalam bentuk yang tidak menyenangkan, mirip petaka dan penderitaan. Terhadap ujian itu, baik yang mengandung kenikmatan atau musibah, maka sifat sabar yaitu sesuatu yang sanggup menjadikan penawar. 

Sabar akan memancarkan sinar yang memelihara seseorang sehingga ia tidak jatuh kepada kekufuran. Sebab banyak kasus, orang yang ditimpa petaka kemudian imannya menjadi lemah kemudian kufur (murtad). Karena itulah, sebagai seorang muslim kita wajib meneguhkan hati dalam menghadapi cobaan dari Allah. Marilah kita hadapi semua itu dengan hening dan sabar. 

Dalam duduk occupation ini, menyadari bahwa Allah Maha Kuasa dan Maha Rahman akan sanggup menumbuhkan sifat sabar di dalam hati. Tanamkan suatu keyakinan bahwa Allah yang memberi ujian kepada kita dan Allah juga yang memberi Rahmat. 

Setiap kesulitan dan cobaan hidup, apapun bentuknya, yaitu tiba dari Allah. Sekali-kali manusia tidak sanggup menolak dan tidak pula sanggup memaksa supaya Allah memberi rahmatNya.

Para hadirin rahimakumullah.
Dalam Al-Qur'an diterangkan bahwa Allah berfirman:

قُلْ مَنْ ذَا الَّذِي يَعْصِمُكُمْ مِنَ اللَّهِ إِنْ أَرَادَ بِكُمْ سُوءًا أَوْ أَرَادَ بِكُمْ رَحْمَةً وَلَا يَجِدُونَ لَهُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَلِيًّا وَلَا نَصِيرًا 
Artinya:
Katakanlah: Siapakah yang sanggup melindungi kamu dari (takdir) Allah kalau Dia menghendaki peristiwa atasmu atau menghendaki rahmat untuk dirimu? Dan orang-orang munafik itu tidak memperoleh bagi mereka pelindung dan penolong selain Allah. (Al-Ahzab ayat 17)

Orang yang sanggup mencar ilmu dalam menghadapi ujian atau cobaan, maka derajat kemuliaanya akan ditinggikan oleh Allah. Sabar yang dimaksudkan yaitu bertahan pada keyakinan dan tidak mengeluh dalam merasakan cobaan yang tidak menyenangkan itu.

Diriwayatkan bahwa seorang sahabat bernama Khabab sedang menghadapi cobaan. Ia mendatangi Rasulullah, yang saat itu duduk bersandar surban di bawah naungan Ka'bah. Kepada Rasulullah. Khabab mengeluh dan menceritakan wacana hidupnya yang selalu menderita. Bertubi-tubi petaka telah menimpanya.

Katanya kepada Rasulullah, Wahai Rasul, doakanlah supaya Allah menolong kami sehingga kami terlepas dari ujian hidup!

Rasulullah menjawab, Perlu engkau ketahui wahai Khabab, bahwa dijaman dahulu, yaitu jamannya umat sebelum kita, terkadang mereka disiksa dengan cara tubuhnya ditanam di dalam liang atau dibelah dengan gergaji. Meskipun demikian, mereka tetap memegang teguh agamanya dan tidak merubah pendiriannya sedikitpun.

Rasulullah saw. kemudian mengemukakan firman Allah:

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ

الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ

أُولَٰئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ ۖ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ

Artinya:
Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah information besar hati kepada orang-orang yang sabar.

(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji´uun. Mereka itulah yang mendapatkan keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapatkan petunjuk. (Al-Baqarah Ayat: 155 - 157)

Jika cobaan atau ujian hidup dihadapi dengan sabar, ikhlas, tidak berkeluh kesah, tetapi berikhtiar mencari jalan pemecahannya secara baik, maka Allah pasti memudahkan bagi kita dalam urusan ini. Disamping sanggup memcahkan duduk occupation yang kita hadapi, tentu Allah akan memudahkan bagi kita terhadap duduk occupation hisab. 

Allah akan memberi pahala, memberkati kehidupan sehingga timbangan amal pahala kita lebih berat dibanding dengan dosa kita. Jadi kalau seseorang itu sanggup menghadapi ujian dengan sabar dan ikhlas, maka ia termasuk orang yang tulus dalam menempuh ujian itu. Jika tidak sabar, berarti ia gagal dan masuk dalam golongan orang yang berputus asa.

Para hadirin rahimakumullah,
Banyak orang beranggapan bahwa kesabaran itu berarti merendahkan diri dan menyerahkan kepada keadaan begitu saja. Kesabaran berarti membiarkan diri hanyut dalam kondisi atau menghentikan usaha tanpa berusaha mencari jalan keluarnya, tanpa mau memperbaiki dan melakukan usaha.

Sebenarnya anggapan mirip itu tidaklah benar. Sabar yang dimaksud oleh agama yaitu Ikhlas dalam menghadapi cobaan atau ujian dengan cara baik, berusaha mencari jalan keluar yaitu ihktiar, dan tetap bertahan untuk teguh dalam keyakinan serta tidak berkurang amal shalih yang dijalankan.

Demikianlah akhlakul karimah berupa kesabaran yang harus kita tanamkan dalam jiwa ini. Agar kita melatihnya setiap saat dalam pergaulan sehari-hari. Jika kita menjadi orang yang sabar, Insya Allah akan disukai orang lain di tengah-tengah masyarakat.

Sekian, Wassalamu'alaikum Wr. Wb 

Demikian contoh kultum Ramadhan versi , semoga bermanfaat.

Belum ada Komentar untuk "Kultum Ramadhan Perihal Keutamaan Sifat Sabar."

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel